“Jadi dapat kita bayangkan jika data perdagangan satwa liar digabungkan maka skala perdagangan satwa liar dunia ini sangatlah besar,” kata prof Ronny seperti dikutip dari Ipb.ac.id, Senin (10/5).
Ronny mengatakan, semakin besarnya jurang kemiskinan antara negara kaya dan miskin menjadi pemicu terjadinya perdagangan satwa liar ilegal antar negara yang semakin marak.
Sebagian besar aliran perdagangan satwa liar ini berasal dari negara miskin yang memasok satwa liar ke negara kaya.
Perdagangan satwa liar baik secara legal maupun ilegal merupakan lingkaran setan yang tidak pernah berujung. Ada satu pihak yang membutuhkan –umumnya tinggal di negara maju yang sejahtera– dan ada pihak lain dengan berbagai alasan, utamanya alasan ekonomi, melakukan perdagangan satwa liar ini –umumnya negara miskin dan negera sedang berkembang.
Dugaan bahwa virus Covid-19 berasal dari pasar basah perdagangan satwa liar untuk konsumsi di Wuhan, Tiongkok menunjukkan sisi lain bahwa perdagangan satwa liar tidak saja berdampak pada kelangkaan.
Bahkan kepunahan satwa liar yang dapat bersifat fatal dengan merebaknya penyakit baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Saat ini Indonesia memang menjadi sorotan dunia dalam hal perdagangan satwa liar ini. Berbagai upaya pencegahan dan penindakan memang telah dilakukan.
Komentar tentang post