Jakarta – Indonesia akan mengoptimalkan pemanfaatan Marine Electronic Highway (MEH) untuk peningkatan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di Selat Malaka dan Selat Singapura.
“Pemanfaatan MEH dilakukan melalui penyediaan data arus, pasang surut dan angin (current, tide and wind data), serta pelayanan terkait lainnya” kata Direktur Kenavigasian, Basar Antonius mewakili Dirjen Perhubungan Laut, setelah membuka pertemuan Marine Electronic Highway Working Group Intersessional Meeting di Batam, Kamis (22/8).
MEH Demonstration Project merupakan proyek yang dilaksanakan atas kerjasama 3 Negara Pantai di Selat Malaka dan Selat Singapura (Indonesia, Malaysia, Singapura) dengan World Bank, International Maritime Organization (IMO), International Hydrographic Organization (IHO), the International Association of Independent Tanker Owners (INTERTANKO) dan the International Chamber of Shipping (ICS).
MEH Data Centre berlokasi di Batam, sedangkan data-data berasal dari sensor station yang tersebar di 3 (tiga) Negara Pantai di Selat Malaka dan Selat Singapura. MEH Data Centre tersebut telah diresmikan secara resmi oleh Sekretaris Jenderal IMO pada 2012.
Dalam forum 43rd Tripartite Technical Expert Group (TTEG) telah dibentuk permanent MEH working Group untuk membahas lebih lanjut implementasi MEH di ketiga Negara Pantai di Selat Malaka dan Selat Singapura.
Komentar tentang post