Pangkal Pinang – Ketua Umum Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) M Zulficar Mochtar mengatakan, Indonesia jika serius mengembangkan potensi laut akan dapat membayar utang negara.
“Caranya adalah dengan segera merubah paradigma dan format pembangunan agar berorientasi kelautan dan menjadi mainstream utama. Selain itu, pemerintah juga perlu segera mengatasi segala bentuk ocean crime yang masih marak terjadi di Indonesia,” kata Zulficar, pada acara pelantikan DPW ISKINDO Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di Pangkal Pinang, Kamis (16/5).
Menurut Zulficar, potensi laut Indonesia sangat luar biasa dan perlu dikelola secara optimal, terutama untuk menjadi pemasukan bagi negara, termasuk untuk membayar utang.
“Pemerintah sedang mencari potensi dan menggali pendapatan negara, laut menjadi solusi melalui investasi pulau-pulau kecil, bisnis perikanan dan energi laut. Potensi pendapatan dari laut mencapai Rp 500 triliun per tahun,” kata Zulficar dalam sambutan dihadapan 150 orang anggota ISKINDO Bangka Belitung dan undangan.
Potensi tersebut, kata Zulficar, perlu diintervensi secara ekonomi dan bisnis dengan hitungan yang cermat. Formula baru pemanfatan laut perlu segera dibuat dengan pendekatan bisnis, sehingga menjadi pemasukan ril bagi pemerintah melalui pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Namun, masalah yang dihadapi Indonesia adalah masih maraknya ocean crime seperti praktik illegal, unreported, and unregulated (IUU) Fishing, perdagangan ilegal dan penyelundupan.
“Pada sektor perikanan tangkap potensi loss akibat pelaporan yang belum tertib timbulkan kerugian sekitar Rp 30 triliun,” ujar Zulficar.
Sementara pada kasus ilegal trade mutiara, ekspor Indonesia ke Hongkong tercatat 4 ton, tapi catatan impor di Hongkong sebanyak 22 ton. Potensi kerugian negara mencapai 18 ton.
Bangka Belitung
Pembentukan dan pelantikan DPW ISKINDO Kepulauan Bangka Belitung merupakan rangkaian konsolidasi dan pemantapan organisasi.
Ketua DPW Bangka Belitung Andriyadi mengatakan, Bangka Belitung mesti menyiapkan skenario baru setelah berakhirnya kejayaan timah.
“Produktivitas timah sudah menurun, saatnya laut menjadi tumpuan pembangunan di Bangka Belitung,” katanya.*
Komentar tentang post