“Jadi pada saat itu kita paralelkan antara ping locator dan magnetometer di lokasi hilangnya signal AIS (Automatic Identification System). Proses ini dilakukan tidak hanya satu kali, tapi selama berhari-hari. Meskipun terkendala cuaca yang buruk, namun kita tetap berusaha dan dari kedua alat tersebut dipastikan MV Nur Allya tenggelam di kedalamam 843 meter di bawah permukaan,” kata Bambang.
Lokasi Tenggelamnya Kapal MV Nur Allya akhirnya ditemukan KNKT dan tim P3GL ESDM. Kapal kargo yang mengangkut nikel ini ditemukan di Laut Halmahera, Senin (30/9).
Dalam pencarian ini, P3GL mengirimkan tenaga professional, serta peralatan Marine Magnetometer SeaSPY-2. Tim bergabung bersama KNKT di KN SAR Pandudewanata milik Basarnas.
Kapal MV Nur Allya yang mengangkut nikel hilang kontak sejak 21 Agustus 2019.
MV Nur Allya adalah kapal kargo raksasa buatan perusahaan Jepang Sanoyas Hishino Meiso Corp pada 2002, dengan kapasitas 52.400 deadweight tonnes (dwt). Artinya, kapal ini mampu mengangkut beban hingga 52.400 ton, tidak termasuk berat kapal itu sendiri yang mencapai 8.394 metrik ton.
Pada Jumat (4/10) keluarga korban kapal tenggelam MV Nur Allya menggelar doa bersama di perairan Laut Halmahera, Maluku Utara.
Dengan menggunakan KN SAR Pandudewanata, beberapa keluarga dari kru maupun anak buah kapal (ABK) MV Nur Allya menuju lokasi tenggelamnya kapal untuk mendoakan seluruh korban.
Komentar tentang post