Jakarta – Kapal MV Nur Allya yang hilang kontak sejak 21 Agustus 2019 tenggelam di perairan sekitar Desa Fluk, Laut Halmahera. MV Nur Allya tenggelam di kedalamam 843 meter di bawah permukaan laut.
Proses pencarian yang dilakukan tim SAR gabungan telah dilakukan sejak 23 Agustus hingga 9 September. Meski sempat ditutup, monitoring terus dilakukan hingga 26 September.
Basarnas dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), kemudian membuka kembali operasi SAR gabungan. Data-data dikumpulkan dikumpulkan tim SAR gabungan sejak 27 September hingga 1 Oktober.
Kepala Kantor Basarnas Ternate yang juga SAR Mission Coordinator (SMC) Muhamad Arafah mengatakan, kapal MV Nur Allya tenggelam di lokasi sekitar Desa Fluk.
“Berdasarkan data-data yang ditemukan tim SAR gabungan sejak 27 September hingga 1 Oktober dengan menggunakan alat ping locator dan magnetometer milik KNKT, serta penemuan-penemuan bagian kapal di beberapa lokasi berbeda pada operasi SAR sebelumnya, maka saya selaku SMC menyampaikan bahwa MV Nur Allya tenggelam,” kata Arafah, sebelum dilakukan doa bersama dengan keluarga korban MV Nur Allya di KN SAR Pandudewanata, Jumat (4/10).
Dalam doa bersama, perwakilan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Bambang mengatakan, sejak 27 September sampai 1 Oktober dengan didukung oleh tim dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL), Badan Litbang Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM), serta Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman membuka kembali operasi SAR.
“Jadi pada saat itu kita paralelkan antara ping locator dan magnetometer di lokasi hilangnya signal AIS (Automatic Identification System). Proses ini dilakukan tidak hanya satu kali, tapi selama berhari-hari. Meskipun terkendala cuaca yang buruk, namun kita tetap berusaha dan dari kedua alat tersebut dipastikan MV Nur Allya tenggelam di kedalamam 843 meter di bawah permukaan,” kata Bambang.
Lokasi Tenggelamnya Kapal MV Nur Allya akhirnya ditemukan KNKT dan tim P3GL ESDM. Kapal kargo yang mengangkut nikel ini ditemukan di Laut Halmahera, Senin (30/9).
Dalam pencarian ini, P3GL mengirimkan tenaga professional, serta peralatan Marine Magnetometer SeaSPY-2. Tim bergabung bersama KNKT di KN SAR Pandudewanata milik Basarnas.
Kapal MV Nur Allya yang mengangkut nikel hilang kontak sejak 21 Agustus 2019.
MV Nur Allya adalah kapal kargo raksasa buatan perusahaan Jepang Sanoyas Hishino Meiso Corp pada 2002, dengan kapasitas 52.400 deadweight tonnes (dwt). Artinya, kapal ini mampu mengangkut beban hingga 52.400 ton, tidak termasuk berat kapal itu sendiri yang mencapai 8.394 metrik ton.
Pada Jumat (4/10) keluarga korban kapal tenggelam MV Nur Allya menggelar doa bersama di perairan Laut Halmahera, Maluku Utara.
Dengan menggunakan KN SAR Pandudewanata, beberapa keluarga dari kru maupun anak buah kapal (ABK) MV Nur Allya menuju lokasi tenggelamnya kapal untuk mendoakan seluruh korban.
Sebelum menuju lokasi, pihak perusahaan PT Gurita Lintas Samudera bersama Basarnas dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan pertemuan dengan keluarga korban.*
Komentar tentang post