Jakarta – Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dr Urip Haryoko mengatakan, tsunami Palu dan Selat Sunda merupakan dua kejadian yang cukup langka.
“Tsunami Palu disebabkan longsoran bawah laut yang dipicu oleh gempabumi dengan mekanisme sesar mendatar yang kecil kemungkinan mengakibatkan tsunami, sedangkan tsunami selat sunda terjadi diduga dipicu oleh longsoran akibat erupsi gunung anak Krakatau,” kata Urip, saat Focus group discussion (FGD) membahas studi kasus gempabumi dan tsunami yang terjadi di Palu dan Selat Sunda yang dihadiri sejumlah pakar gempabumi dan tsunami, Selasa (22/1) di Jakarta.
Dengan dua kejadian tersebut, kata Urip, menunjukkan bahwa kejadian tsunami tidak hanya dipicu oleh gempabumi tektonik, sistem peringatan dini tsunami yang ada saat ini belum bisa mendeteksi tsunami yang disebabkan oleh longsoran. Baik itu longsoran permukaan ataupun longsoran bawah laut.
Deputi Bidang Geofisika BMKG Dr M Sadly mengatakan, FGD ini sebagai wadah knowledge sharing dan rekomendasi pakar untuk memperkuat operasional peringatan dini tsunami BMKG. Sehingga kebutuhan akan pengembangan yang kontinyu dalam segala aspek terkait risiko gempa, SOP, drills, edukasi dan kesadaran masyarakat bisa terakomodir dengan baik.
Komentar tentang post