Darilaut – Hujan sedang dan lebat seharian mengguyur wilayah Provinsi Gorontalo, pada Sabtu 6 Juli 2024.
Hujan sedikit mereda.
Dua penambang lokal Nofrianto Suleman dan Zulfin Rajalao berusia 27 tahun, asal Desa Tulabolo, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, kembali memasuki lubang tambang di titik bor 19.
Sekira pukul 21.00 Nofri dan Zulfin masuk lubang tambang.
Hanya dua jam berselang, di titik bor 19 tiba-tiba terjadi longsor. Tanah dan bebatuan masuk ke lubang tempat Nofri dan Zulfin sedang menambang.
”Saya berada di luar, sementara dorang (Nofri dan Zulfin) berada dalam lubang,” kata Ridwan Wadjah, 53 tahun, penambang asal Tulabolo, Senin (8/7) malam.
Beberapa penambang berhasil menyelamatkan diri, tidak terjebak dalam lubang. Ridwan menemui beberapa rekan penambang lainnya yang berada tidak jauh dari lokasi longsoran.
Karena sudah larut malam, pekerjaan menggali timbunan longsor di lubang tambang tak bisa segera dilakukan.
Ridwan dan rekan-rekannya menunggu pagi.
Di dalam lubang Nofri dan Zulfin hanya bisa pasrah. Tinggal menunggu bantuan.
Di dalam lubang dengan ukuran satu kali satu kedalaman 10 meter, keduanya sempat berteriak untuk meminta pertolongan. Namun, malam itu tidak ada bantuan.
Longsoran terus berlangsung di titik bor 19, terdengar dari dalam lubang tambang seperti suara gemuruh.