Palu – Tercatat sejak tahun 1921 hingga 2018 ini telah terjadi enam kali gempa disusul tsunami di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah.
Menurut Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Palu Cahyo Nugroho, khususnya di Kota Palu dan Donggala adalah kawasan rawan gempa dan tsunami. Sebelum tsunami Donggala September (Jumat 28/9), berdasarkan data yang dimiliki Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pernah terjadi sekurangnya lima kali gempa yang disusul tsunami.
Cahyo mengatakan, gempa dan tsunami tersebut terjadi pada 1921, 1927, 1938, 1968 dan 1996. Seluruh gempa berkekuatan di atas 6 magnitudo, sementara tinggi tsunami berkisar 1 hingga 15 meter.
Pada Jumat (28/9) terjadi gempa berkekuatan magnitude 7.4 skala Richter (SR). Pusat gempa berada di Sirenja, Donggala. Gempa terjadi pukul 18.02.44 Wita (17.02.44 WIB).
Gempa sangat kuat mengguncang Kabupaten Donggala, Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Pusat gempabumi pada koordinat 119.85 BT; 0.18 LS pada kedalaman 10 kilometer. Mekanisme gempa, sesar geser Palu Koro.
Warga Desa Wani 2 Kabupaten Donggala Abdul Hamid (67 tahun) mengatakan pernah merasakan tiga gempa disertai tsunami di Donggala. Gempa dan tsunami 1968 di Mapaga, tahun 1996 di Tonggolobibi dan September 2018. “Gempa 1968 di Mapaga, 1996 di Tonggolobibi,” katanya.
Menurut Abdul Hamid gempa dan tsunami yang terjadi Jumat (28/9) paling parah. “Gempa dan tsunami lalu tidak sedahsyat sekarang. Ini paling parah,” ujarnya.*
Komentar tentang post