redaksi@darilaut.id
Rabu, 22 Maret 2023
26 °c
Jakarta
28 ° Sab
27 ° Ming
28 ° Sen
27 ° Sel
Dari Laut Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Pemilu dan Pemilihan
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Pemilu dan Pemilihan
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil

Home » Berita » Laut dan Antariksa Jadi Riset Potensial

Laut dan Antariksa Jadi Riset Potensial

redaksi redaksi
28 Februari 2022
Kategori : Berita
Arsip alam terekam dalam tubuh terumbu karang. FOTO: DARILAUT.ID

Arsip alam terekam dalam tubuh terumbu karang. FOTO: DARILAUT.ID

Darilaut – Terdapat empat bidang riset potensial yang dibahas di dalam Research Innovation Initiative Gathering (RIIG) dalam rangkaian kegiatan presidensi G20.

Riset potensial tersebut yakni keanekaragaman hayati, laut dan ilmu kelautan, antariksa dan ilmu kebumian, serta energi baru terbarukan.

Pelaksana Tugas Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional, Agus Haryono, mengatakan perlunya komitmen dan partisipasi dalam kerja sama riset dan inovasi, serta kerangka kerja yang spesifik, layak, dan dapat ditindaklanjuti.

“RIIG menawarkan kerja sama riset beserta pemanfaatannya di bidang-bidang tersebut. Hal ini tidak lain untuk mendukung Blue and Green Economy serta transisi menuju Clean Energy. Negara-negara anggota G20 sangat mendukung riset ini,” ujar Agus yang juga ketua RIIG, Kamis (24/2).

RIIG merupakan side event G20 yang digagas BRIN. Tujuan RIIG untuk meningkatkan, mengintensifkan, serta memperkuat kolaborasi riset dan inovasi dengan berbagi sarana, prasarana, dan pendanaan di antara negara-negara anggota G20.

Menurut Agus, RIIG akan membahas usulan kerangka kerja yang spesifik, praktis, dan layak untuk berbagi fasilitas, data, pendanaan, dan infrastruktur antar negara G20.

RIIG akan memperkuat kolaborasi riset dalam bidang ilmu kelautan, mempertajam fokus pada energi baru terbarukan, serta menawarkan upaya yang lebih terarah pada sumber energi terbarukan tertentu.

Agus mengatakan Indonesia akan mengadopsi dan mempertimbangkan semua masukan dari setiap negara anggota G20 yang hadir dalam pertemuan ini.

Komentar dan saran yang disampaikan oleh para delegasi dari negara-negara anggota G20 tentunya akan diintegrasikan dalam prospektus RIIG pertama yang akan dilaksanakan pada akhir Maret 2022 mendatang.

Mempertimbangkan tanggapan, masukan, dan kepentingan negara-negara anggota G20, para anggota delegasi negara anggota G20 mengusulkan beberapa poin untuk dibahas dalam rangkaian RIIG berikutnya pada tahun 2022.

Pertama, mengusulkan kerangka kerja yang spesifik, praktis, dan layak untuk berbagi fasilitas, pendanaan, data, dan infrastruktur antara negara-negara G20, dengan mempertimbangkan masalah keamanan data.

Indonesia akan memberikan konsep open platform yang lebih rinci untuk dibahas dalam pertemuan RIIG berikutnya.

Kedua, mengidentifikasi keterlibatan negara anggota G20 saat ini dalam ilmu kelautan. Ketiga, mempertajam fokus pada energi terbarukan dan menawarkan upaya yang lebih terarah pada sumber energi terbarukan tertentu.

Di bidang ilmu antariksa dan bumi, kata Agus, RIIG menawarkan riset dan inovasi pemanfaatan teknologi antariksa untuk mendukung kelautan dan keanekaragaman hayati. RIIG mencatat bahwa negara-negara anggota G20 memiliki minat yang besar terhadap kerja sama riset antariksa dan ilmu bumi.

Kendati demikian, sebagian besar negara peserta RIIG tampaknya lebih suka melanjutkan keterlibatan mereka saat ini daripada memasuki kolaborasi baru secara eksklusif di antara negara-negara G20.

Perlu dicatat bahwa Indonesia menyambut baik keterlibatan negara-negara lain untuk bergabung dan berkolaborasi dalam riset dan inovasi.

Pertemuan tersebut juga menawarkan kerjasama riset tentang transisi energi bersih. Negara-negara anggota G20 telah menyatakan komitmen mereka terhadap energi terbarukan tetapi perlu menentukan area yang lebih fokus.

Negara-negara anggota mencatat perbedaan sumber energi terbarukan di antara negara-negara G20 dan pentingnya penyelarasan dengan COP26.

Tags: AntariksaBRINkeanekaragaman hayatiPresidensi G20Riset Kelautan
BagikanTweetKirimKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan

Related Posts

Alat bantu optik, teleskop. FOTO: DARILAUT.ID
Berita

Hari Ini Kemenag Menggelar Sidang Isbat dan Rukyatul Hilal

22 Maret 2023
Ilustrasi air. FOTO: DARILAUT.ID
Berita

Pengelolaan Air Solusi Ampuh Beradaptasi dengan Dampak Perubahan Iklim

22 Maret 2023
Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Muara Laboh, Indonesia, membantu memajukan Indonesia menuju tujuan energi terbarukan dan mitigasi perubahan iklim. FOTO: ADB/Gerhard Joren/UN.ORG
Berita

Mengurangi Emisi, PBB Mengusulkan Pakta Solidaritas Iklim

21 Maret 2023
Next Post
Ubur-ubur kotak (box jellyfish) adalah hewan paling berbisa di dunia. FOTO: Jamie Seymour/ABC.NET.AU

Remaja di Australia Meninggal Karena Sengatan Ubur-ubur Kotak

Hutan Mangrove. FOTO: DARILAUT.ID

193 Negara Hadiri Majelis Lingkungan PBB

Komentar tentang post

REKOMENDASI

BRIN: Pemilahan Kunci Pengelolaan Sampah yang Baik

Wisatawan yang Berkunjung di Kawasan Konservasi Meningkat

KJRI Davao City Fasilitasi Pemulangan 5 Nelayan Indonesia

Tsunami Palu, Apa Saja yang Dilakukan Ilmuwan Luar Negeri?

Sentinel-6 Mengungkap Petunjuk Tentang Iklim yang Tersembunyi di Lautan

KKP dan FAO Luncurkan Unit Pengolahan Ikan di Lombok Utara

TERBARU

Hari Ini Kemenag Menggelar Sidang Isbat dan Rukyatul Hilal

Pengelolaan Air Solusi Ampuh Beradaptasi dengan Dampak Perubahan Iklim

Mengurangi Emisi, PBB Mengusulkan Pakta Solidaritas Iklim

Laporan Terbaru IPCC, Cuaca Ekstrem Meningkatkan Risiko Bagi Kesehatan Manusia dan Ekosistem

Bahaya Mikroplastik, Menteri KKP Mengajak untuk Menjaga Produk Perikanan Bermutu

IPCC Akan Merilis Laporan Iklim Terbaru

TERPOPULER

  • Pemusnahan 60 kg olahan ikan beserta barang lainnya berupa olahan daging dan bumbu makanan di Ternate, Maluku Utara. FOTO: KKP

    Tidak Memiliki Izin Edar, 60 Kg Ikan Olahan Dimusnahkan di Ternate

    57 bagikan
    Bagikan 23 Tweet 14
  • Pemanasan Laut, Ini Dampak Bagi Ekosistem dan Manusia

    39 bagikan
    Bagikan 16 Tweet 10
  • Pesantren Hubulo Gorontalo Mulai Mengolah Sorghum Menjadi Gula dan Tepung

    5 bagikan
    Bagikan 3 Tweet 1
  • Ini Potensi di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan

    739 bagikan
    Bagikan 305 Tweet 181
  • Mengapa Orca Tidak Memangsa Manusia di Alam Liar?

    50 bagikan
    Bagikan 21 Tweet 12
  • Berhati-hati Menggunakan Media Sosial, Hindari Pasal 27 UU ITE

    2 bagikan
    Bagikan 1 Tweet 1
  • Enam Aplikasi Digital Nelayan Indonesia

    431 bagikan
    Bagikan 180 Tweet 105
  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Email : redaksi@darilaut.id

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Pemilu dan Pemilihan
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Travel

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

*Dengan mendaftar di situs kami, anda setuju dengan Syarat & Ketentuan and Kebijakan Privasi.
Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk