Darilaut – Sejak masa kolonial Belanda hingga saat ini masih sangat terbatas survei hidrografi yang dilakukan di dasar laut Indonesia.
Padahal, pengetahuan yang rinci tentang bentuk dasar laut sangat penting bagi keselamatan navigasi dan digunakan untuk banyak aplikasi lain serta bagi ilmu pengetahuan.
Peta laut sebagai sarana visualisasi bentuk rinci dasar laut memainkan peran penting dalam melestarikan dan memanfaatkan laut dan sumber dayanya untuk pembangunan berkelanjutan khususnya untuk kepentingan navigasi selama berabad-abad.
Namun, sebagian besar perairan NKRI masih belum dijelajahi, diamati dan dipetakan.
Hanya sebagian kecil dari dasar laut yang telah dipetakan secara sistematis dengan survei hidrografi yang dilaksanakan sejak era kolonial Belanda hingga saat ini.
International Hydrographic Organization (IHO) mengidentifikasikan fitur dasar laut dalam 42 kategori. Seperti istilah umum (generic term), sesuai dengan Publikasi IHO B-6 Standardization of Undersea Feature Names, Alur Pelayaran (Sea Channel), Kedangkalan (Shoal), Gunung Bawah Laut (Seamount), Lembah (Valley), Puncak Tinggian (Peak), Bukit (Hill), dll dengan spesifikasi atau kriteria khusus setiap fitur tersebut untuk dapat ditentukan ke dalam 42 kategori tersebut.
Tentunya, penentuan tersebut sangat tergantung kepada kelengkapan data hidrografi yang ada.
Komentar tentang post