Darilaut – Topan Super (Super Typhoon) Ragasa telah membentuk dinding mata (pusat) baru di Laut Cina Selatan saat mendekati pesisir Provinsi Guangdong, Cina, pada Selasa (23/9) siang.
Pemerintah Provinsi Guangdong telah meningkatkan status tanggap darurat ke level tertinggi untuk menghadapi topan tersebut.
Sekolah-sekolah, sejumlah tempat kerja, transportasi umum dan bisnis di kota Zhuhai dan Jiangmen diliburkan Selasa.
Melansir Xinhua, semua layanan feri penumpang ke Kepulauan Chuanshan di Jiangmen diliburkan mulai Selasa. Administrasi keselamatan maritim provinsi tersebut telah merelokasi lebih dari 10.000 kapal pesisir di seluruh provinsi ke perairan yang aman untuk berlindung.
Pada Selasa pagi, Provinsi Guangdong, meningkatkan status tanggap darurat angin ke level tertinggi. Topan Ragasa diperkirakan akan mendarat di sepanjang wilayah pesisir tengah atau barat provinsi tersebut sebagai topan kuat atau superkuat dalam 24 jam.
Topan ini diperkirakan akan mendarat di wilayah pesisir dari Kota Zhuhai hingga Kabupaten Xuwen pada hari Rabu, dengan kecepatan angin 40 hingga 55 meter per detik, menurut observatorium meteorologi provinsi.
Topan Ragasa diperkirakan akan membawa hujan lebat dan angin kencang, dengan beberapa wilayah menghadapi curah hujan ekstrem, sementara wilayah yang berada tepat di jalur pusatnya dapat mengalami hembusan angin berkecepatan hingga 60 meter per detik.
Badan Pusat Pengendalian Banjir, Kekeringan, dan Angin Provinsi telah mendesak semua daerah dan departemen untuk bertindak dengan standar tertinggi, persyaratan terketat, dan langkah-langkah paling konkret.
Selain itu, telah memerintahkan wilayah-wilayah terdampak utama untuk menunda kegiatan belajar mengajar, bekerja, berproduksi, transportasi umum, dan operasional bisnis.
Satu Tewas di Filipina
Sementara itu, melansir Kantor Berita Filipina, PNA, seorang pria berusia 27 tahun meninggal dunia akibat sambaran petir saat puncak Topan Super Ragasa melintasi Luzon utara pada hari Senin (22/9). Topan ini juga menyebabkan ribuan orang dievakuasi di provinsi tersebut.
Dalam laporan dari Kantor Pengurangan Risiko Bencana dan Manajemen Provinsi La Union, korban berasal dari kota Aringay. Sementara itu, keluarga-keluarga yang mengungsi ke tempat yang lebih aman termasuk di antara 476 keluarga terdampak atau 1.529 orang dari 48 barangay di wilayah Bangar, Luna, Bagulin, Bauang, Sudipen, Rosario, dan San Juan.
Dari jumlah tersebut, 203 keluarga dilayani di 32 pusat evakuasi dan 137 keluarga di luar pusat evakuasi atau mereka yang tinggal bersama kerabat atau di rumah keluarga lain.