Darilaut – Secara geologis wilayah Korea Selatan dan Turki berbeda. Namun, dua lokasi ini kaya secara geokimia, serta memiliki potensi unsur tanah jarang dan mineral radioaktif yang signifikan.
Peneliti Ahli dari Korea Institute of Geoscience and Mineral Resources (KIGAM), Dr. Gilljae Lee, berbagi pengalaman studi kasus di Korea Selatan dan Turki dalam webinar dengan tema Advancing Technology in REE-Associated Radioactive Mineral Exploration: Lessons Learned and Geophysical Perspectives.
Kegiatan ini diselenggarakan Pusat Riset Teknologi Bahan Nuklir dan Limbah Radioaktif (PRTBNLR) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), pada Kamis (17/4).
Gilljae Lee menjelaskan mengenai penerapan metode radiometri dalam Asosiasi Eksplorasi Mineral Radioaktif.
“Saya ingin berbagi pengalaman di lapangan dan hasil dari dua studi kasus, yaitu Chungju di Korea Selatan dan Spashoren di Turki. Dua lokasi yang secara geologis berbeda tetapi kaya secara geokimia, serta memiliki potensi unsur tanah jarang dan mineral radioaktif yang signifikan,” ujarnya.
Gilljae Lee juga memperkenalkan konsep geokimia seperti high field strength elements, elemental affinity dan penggunaan gamma-ray spectrometer dalam survei radiometri.
Selain itu, konteks critical minerals secara global yang berfokus pada sumber daya tanah jarang dan elemen radioaktif di Korea maupun dunia.