Di sisi lain, pembelajaran ilmu astronomi sering terhambat karena guru kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah, investasi fasilitas penunjang yang mahal, serta tidak adanya kurikulum spesifik yang secara khusus membahas astronomi.
“Situasi ini membuat guru kesulitan dalam mengambil posisi untuk mengajarkan astronomi kepada siswanya,” ujar Hakim seperti dikutip dari Itb.ac.id.
Berangkat dari keresahan para pegiat pendidikan, Hakim dan tim mengembangkan sebuah program berdasarkan panduan IAU-Network for Astronomy School Education (NASE).
Melalui beberapa kuliah, workshop, dan ekskursi, NASE mengajak guru-guru sekolah untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan mengajar ilmu astronomi.
Selain itu, kata Hakim, workshop NASE juga memberikan fasilitas untuk membuat alat-alat peraga sederhana demi menunjang pengajaran sehingga dapat meningkatkan minat belajar astronomi sejak dini.
Bukan hanya mendengar, guru juga diajak untuk mempraktikkan dan memeragakan alat yang mereka buat.
Komentar tentang post