“Sebagian kota hampir tidak dapat dikenali, dan kawasan ini praktis kosong. Orang-orang telah pergi atau mati.”
Bencana yang terjadi minggu lalu adalah tragedi terbaru yang menimpa Derna, sebuah kota yang mengalami ketidakamanan selama bertahun-tahun.
“Operasi pencarian dan penyelamatan masih berlangsung,” kata Gagnon.
“Peluang untuk menemukan orang yang masih hidup sangat kecil, namun pemulihan jenazah terus dilakukan.”
Mengingat sifat dan cakupan tragedi ini, Gagnon menjelaskan sangat prihatin terhadap dampak kesehatan dan potensi penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air, karena sumber air dan jaringan saluran pembuangan telah rusak parah.
“Kami juga khawatir bahwa air banjir menggeser ranjau darat dan sisa-sisa perang yang belum meledak, sehingga menyebabkan para pengungsi berisiko mengalami cedera dan kematian,” katanya.
Salah satu aspek yang tidak bisa dilebih-lebihkan adalah dampak psikologis dari bencana ini, terutama pada anak-anak, dan dukungan psikososial yang merupakan prioritas dalam respons kita, kata Gagnon.
Menurut Gagnon mitra lokal sudah berada di lapangan dalam beberapa jam, begitu pula komunitas dan kelompok lokal.
Tim ini bekerja sama dengan Bulan Sabit Merah Libya dan LibAid untuk mendistribusikan pasokan awal, termasuk air minum. Ahli darurat telah bekerja untuk membantu berkoordinasi dengan pihak berwenang setempat dan lembaga bantuan lainnya.