Filipina – Bom rakitan dilempar ke laut. Setelah bom tersebut masuk dalam badan air, terjadi ledakan. Air muncrat ke atas permukaan laut. Perahu yang ditumpangi jurnalis The New York Times bergoyang.
Bom rakitan ini menggunakan bahan peledak dinamit. Dinamit termasuk alat peledak yang mempunyai daya rusak yang sangat kuat. Itu sebabnya, dinamit ini biasa dipakai dalam kegiatan penambangan untuk menghancurkan batu cadas, karang dan sebagainya.
Di Bohol, Filipina, terdapat nelayan yang menangkap ikan dengan menggunakan dinamit. Bahan ini diracik dalam botol.
Akibat penggunaan bahan peledak ini, ikan muncul ke permukaan. Ada yang sudah mati, dan tersengal-sengal dengan napas terakhir. Di bawah permukaan laut, karang hancur berkeping-keping.
Ledakan ini menghancurkan organ internal ikan karang, mematahkan tulang belakang ikan. Ikan yang terkena serpihan pecahan karang, dagingnya robek. Biota laut yang hidup di lokasi ledakan hingga radius 30 meter sulit untuk bertahan hidup akibat bom rakitan tersebut.
Penangkapan ikan dengan menggunakan dinamit menghancurkan rantai makanan dan karang sebagai tempat ikan tumbuh dan berkembang. Seluruh rantai makanan musnah sesaat setelah bom diledakan, termasuk plankton, ikan besar dan kecil.
Seperti diberitakan The New York Times online (15/6), nelayan yang menangkap ikan dengan menggunakan bahan peledak ini hanya mengetahui bahwa cara itu yang dapat menghasilkan uang. Bila tidak menggunakan bahan peledak, hasil tangkapan minim atau kembali tanpa ada hasil tangkapan ikan sama sekali.
Untuk mendapatkan akses ekslusif dalam investigasi ini, nelayan yang menangkap ikan dengan bahan peledak di Bohol, meminta beberapa syarat kepada jurnalis The New York Times. Antara lain, nama mereka tidak disebut, begitu pula pulau yang mereka tempati. Karena nelayan ini takut ditangkap.
Berdasarkan foto dan video, The New York Times dapat mengambil gambar peracikan bom rakitan tersebut dalam botol. Kemudian, ikut dalam penangkapan ikan dengan menggunakan bom rakitan.
Video menggambarkan seorang nelayan melempar bom ikan tersebut, sejauh yang dia mampu. Sesaat setelah bom rakitan masuk dalam badan air, terjadi ledakan. Air muncrat ke atas permukaan laut.
Pengamatan The New York Times di Bohol dilakukan pada April lalu yang ditulis oleh Aurora Almendral dan fotografer Ben C. Solomon. Tulisan ini dengan judul “In the Philippines, Dynamite Fishing Decimates Entire Ocean Food Chains.”
Penangkapan ikan dengan menggunakan bom rakitan ini dapat berakibat sangat fatal bagi nelayan. Ada yang menjadi buta, tuli, cacat pada tubuh bahkan meninggal dunia.*
Sumber: The New York Times, 15 Juni 2018
Komentar tentang post