Topan Trami Mendekati Vietnam Tengah

Badai tropis parah (Severe Tropical Storm) Trami mendekati Vietnam Tengah, Minggu (27/10) pagi. GAMBAR: ZOOM.EARTH

Darilaut – Empat bandara udara (bandara) di Vietnam tengah menangguhkan operasional, Minggu (27/10) saat topan Trami mendekati wilayah tersebut.

Badai tropis parah (Severe Tropical Storm) Trami akan membawa gelombang tinggi, hujan lebat dan angin kencang.

Hingga Minggu pukul 02.00, Trami berpusat sekitar 210 kilometer timur-timur laut Da Nang, Vietnam.

Sistem ini, menurut Observatorium Hong Kong, diperkirakan akan bergerak ke barat-barat daya dengan kecepatan sekitar 15 kilometer per jam menuju pantai Vietnam tengah.

Trami diperkirakan akan bertahan dan melemah di lepas pantai Vietnam tengah hari ini dan Senin (28/10). Kemudian dapat berbelok ke timur bergerak melintasi bagian tengah Laut Cina Selatan.

Menurut Pusat Peringatan Siklon Tropis Bersama – Joint Typhoon Warning Center (JTWC) Trami selama enam jam terakhir terletak di timur-timur laut Da Nang.

Sistem ini membawa gelombang dengan tinggi maksimum adalah 9,8 meter (32 feet).

Setelah 36 jam, JTWC memperkirakan Trami akan bergerak ke timur dan akan masuk siklon tropis Konrey yang sedang bergerak di Laut Filipina.

Melansir Vietnamnews.vn, otoritas Penerbangan Sipil Vietnam telah memutuskan untuk menangguhkan sementara operasi di empat bandara: Da Nang, Phu Bai, Dong Hoi dan Chu Lai pada 27 Oktober. Hal ini  untuk memastikan keselamatan selama Topan Trami.

Otoritas Penerbangan Sipil Vietnam mengatakan bahwa Topan Trami menimbulkan ancaman potensial bagi keselamatan operasi di beberapa bandara di Vietnam Tengah, yang mengharuskan penangguhan sementara.

Hujan lebat diperkirakan akan turun pada Sabtu (26/10) malam hingga siang hari pada 28 Oktober, yang dapat menyebabkan banjir di beberapa daerah dataran rendah dan jalan.

Lebih dari 1.500 kapal nelayan telah berlabuh di pelabuhan Thọ Quang pada sore hari tanggal 26 Oktober.

Provinsi itu telah merencanakan untuk melakukan evakuasi 52.000 penduduk di daerah pesisir dan dataran rendah ke tempat penampungan yang aman.

Sementara 1.800 kapal yang membawa lebih dari 10.000 buruh dan nelayan kembali ke pelabuhan asal.

Ribuan kapal di Vietnam Tengah secara proaktif mengambil tindakan pencegahan dengan tidak beroperasi menghadapi kedatangan Topan Trami.

Di Quang Binh, pihak berwenang mengumumkan larangan semua kegiatan pesisir sampai badai berlalu.

Di Provinsi Quang Nam memberlakukan larangan pesisir untuk semua kapal penangkapan ikan, penumpang, dan wisata mulai pukul 10 pagi. Larangan akan tetap ada sampai kondisi kembali normal. Pihak berwenang telah ditugaskan untuk menyiapkan sumber daya darurat di tempat dan meninjau protokol keselamatan untuk bendungan dan waduk.

Provinsi ini memiliki hampir 2.000 kapal penangkap ikan, dengan hampir 300 saat ini beroperasi di laut, dan semua pemilik kapal telah diberitahu tentang jalur badai.

Direktur Pusat Nasional untuk Prakiraan Hidro-Meteorologi, Mai Van Khiem, melaporkan bahwa Topan Trami, yang ditandai dengan area sirkulasi yang luas dan jalur yang tidak dapat diprediksi, dapat membawa angin kencang, gelombang tinggi, potensi gelombang laut, yang dapat menyebabkan banjir bandang, tanah longsor, dan banjir di daerah pegunungan dan dataran rendah.

81 Orang Tewas di Filipina, 34 Hilang

Badai tropis parah Trami dengan nama lokal Filipina “Kristine” telah menyebabkan sedikitnya 115 orang tewas dan hilang di Filipina.

Melansir Kantor Berita Filipina, PNA, Kantor Pertahanan Sipil Filipina (OCD) mencatat 81 korban jiwa di beberapa wilayah di negara itu pekan ini, semantara jumlah jumlah orang hilang bertambah menjadi 34.

Administrator OCD Wakil Menteri Ariel Nepomuceno, di Quezon City, Sabtu,  mengatakan jumlah ini masih akan di validasi untuk menentukan apakah kematian terkait langsung dengan badai.

Menurut Nepomuceno, jumlah 81 orang korban tewas dilaporkan kantor regional OCD. Kepolisian Nasional Filipina (PNP), Departemen Dalam Negeri dan pemerintah daerah masih akan melakukan verifikasi.

Lebih dari setengah korban tercatat di wilayah Calabarzon dengan 48, diikuti oleh Bicol dengan 28.

Berdasarkan data yang dirilis oleh OCD, setidaknya dua tewas di wilayah Cordillera, satu di Ilocos, satu di Luzon Tengah, dan satu di Semenanjung Zamboanga.

Jumlah orang hilang bertambah menjadi 34, sebagian besar terjebak karena tanah longsor.

Exit mobile version