Darilaut – Sudah lama alumni Universitas Airlangga ingin mengabdikan dirinya untuk memberikan pelayanan medik.
Hal ini karena sulitnya masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan di pulau-pulau kecil dan terpencil.
Banyak hambatan yang dialami dengan menggunakan kapal kecil, terutama menyangkut cuaca buruk yang juga siap mengancam keselamatan mereka.
Mengutip situs Ksatriaairlangga.org, berbagai upaya juga telah ditempuh dalam memberikan akses pelayanan kesehatan di daerah terpencil tersebut dengan instansi pemerintah setempat. Namun hasil yang didapatkan belum maksimal.
Akhirnya, seperti ditulis Ksatriaairlangga.org, seorang alumni yang mempunyai jiwa petualang dan memang berniat mengabdikan diri dalam pelayanan kesehatan di daerah terpencil telah menginisiasi pembuatan kapal kayu model Pinisi. Kapal ini dengan panjang 27 meter dan lebar 7 meter.
Kapal Pinisi dinilai cukup aman untuk menjangkau seluruh wilayah kepulauan di Indonesia. Dengan ukuran yang tidak terlalu besar, kapal ini bisa masuk ke perairan yang relatif dangkal.
Biaya operasional kapal layar dan pemeliharaannya lebih efisien. Kapal Pinisi jauh lebih stabil dibanding dengan kapal seukuran dengan bahan fiber glass.
Salah satu bentuk dukungan pengabdian masyarakat di daerah terpencil, alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga mengadakan acara Simposium Adventure and Remote Medicine dalam rangka Dies Natalis UNAIR ke-62 pada November 2016.
Komentar tentang post