Darilaut – Tuna kalengan telah menjadi teman yang baik di dapur kami selama pandemi. Namun, terlepas dari pengecualian pasar yang disebabkan oleh pandemi, kami tidak dapat mengabaikan bahwa produk ini telah lama menjadi korban dari keberhasilan nutrisinya.
Tuna kaya akan Omega-3 dan juga mengandung mineral, protein, dan vitamin B12, di antara kelebihan lainnya.
Sebagai hasil dari kualitas tuna, ikan ini terancam oleh permintaan yang luar biasa. Menurut data terbaru, di antara tujuh spesies tuna utama, 33,3 persen stok diperkirakan ditangkap pada tingkat yang tidak berkelanjutan secara biologis.
Mengutip Un.org pada bulan Desember 2016, Majelis Umum PBB memilih untuk secara resmi merayakan Hari Tuna Sedunia (World Tuna Day), yang kemudian diperingati setiap tanggal 2 Mei.
Langkah ini menggarisbawahi pentingnya pengelolaan konservasi untuk memastikan bahwa kita memiliki sistem untuk mencegah kehancuran stok tuna.
Banyak negara sangat bergantung pada sumber daya tuna untuk ketahanan pangan dan gizi, pembangunan ekonomi, pekerjaan, pendapatan pemerintah, mata pencaharian, budaya, dan rekreasi.
Penangkapan Berkelanjutan
Proyek Common Oceans Tuna FAO bertujuan untuk memastikan bahwa semua stok tuna utama ditangkap pada tingkat yang berkelanjutan pada tahun 2027. Tujuan ambisius ini adalah bagian dari upaya menuju penangkapan ikan tuna yang lebih berkelanjutan dan konservasi keanekaragaman hayati.
Komentar tentang post