Darilaut – Area banjir rob akibat pasang air laut yang lebih tinggi saat terjadi gerhana bulan total di Jakarta pada Rabu (26/5) malam lebih luas dan tinggi. Hal ini dibandingkan dengan banjir rob yang terjadi keesokan harinya, Kamis (27/5) malam.
Hasil ini merupakan monitoring dan verifikasi lapangan yang dilakukan Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I Tanjung Priok – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Stasiun Meteorologi Maritim memantau kondisi banjir rob di Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu.
Kondisi di lapangan menunjukkan sejumlah wilayah yang tergenang saat dan setelah gerhana bulan total.
Pengamatan pasang air laut maksimum pada Kamis (27/5) mulai pukul 20.30 hingga pukul 23.30. Pemantauan ini berada di 3 lokasi, yaitu Korpolairud Baharkam Polri, Pelabuhan Sunda Kelapa, dan Pelabuhan Kali Adem Muara Angke.
Kegiatan Stasiun Meteorologi Maritim dilakukan melalui pengukuran manual maupun secara visual, serta wawancara dengan petugas dan warga. Hasil wawancara dan pengukuran kejadian rob hari Rabu malam lebih tinggi dan lebih luas areanya di tiga lokasi yang diamati.
Kegiatan ini untuk pengecekan di lapangan, sekaligus memvalidasi peringatan banjir pesisir atau rob yang telah dikeluarkan sebelumnya.
Ke depan, diharapkan terdapat alat ukur tetap di lokasi yang sesuai, seperti mistar atau palem ukur. Histori pengamatan tersebut nantinya dijadikan data masukan untuk memperkuat peringatan banjir pesisir/banjir rob agar lebih baik lagi.
Komentar tentang post