Jakarta – Bandara Udara Internasional Yogyakarta (Yogyakarta International Airport, YIA) tercatat sebagai bandara pertama yang didukung sistem terpadu untuk mengantisipasi potensi gempa dan tsunami, serta cuaca ekstrem.
“Jadi hari ini kita meninjau titik mana pada lantai yang mana, dinding yang mana alat itu harus dipasang. Sehingga nanti semua bisa melihat jika ada gempa langsung bisa terbaca pada layar, berpotensi tsunami atau tidak, nanti bisa dilakukan langkah-langkah respons lanjut,” kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati Dwikorita di Kulon Progo, Senin (10/2).
Menurut Dwikorita, peninjauan tersebut dilakukan untuk memastikan alat yang dipasang berada di lokasi yang tepat.
BMKG memiliki fasilitas alat pemantau kondisi cuaca di YIA. Sementara sistem pengamatan gempa bumi dan peringatan dini tsunami bandara saat ini sedang memasuki tahap akhir pemasangan.
Adapun alat yang sudah terpasang di tempat sementara nantinya dipindahkan ke bangunan baru yang dipadukan dengan kebutuhan stasiun meteorologi penerbangan di Bandara YIA.
“Jadi selain alat pemantau kondisi cuaca seperti AWOS, radar, deteksi windshear dan deteksi abu vulkanik akan dipasang juga peralatan monitoring gempa bumi seperti Accelerograph, Intensitymeter dan Sistem Peringatan Dini Gempabumi (EEWS),” katanya.
Bandara YIA dirancang secara seksama, sehingga tahan terhadap gempa dengan magnitudo 8,8. Area tersebut juga kuat apabila diterpa tsunami yang diakibatkan oleh gempa di dasar laut.
Yogyakarta International Airport merupakan contoh bandara yang paling siap dalam mengantisipasi potensi gempa dan tsunami karena dilengkapi sistem pemantauan gempa bumi dan peringatan dini tsunami.
Sistem deteksi gempa dan tsunami itu diperkuat dengan sensor accelerometer 1 buah, sensor intensitymeter 2 buah, Earthquake Early Warning System 1 buah. Selain itu, juga sedang disiapkan radar untuk memonitor gelombang tinggi dan tsunami.
Sensor gempa bumi di YIA terhubung dengan jaringan BMKG Pusat di Kemayoran, Jakarta Pusat, dan diperkuat dengan back up sistem di BMKG Denpasar-Bali. Dengan begitu, deteksi gempa dan tsunami dapat dipantau dari jarak jauh serta rekam data aman karena terdapat back up system.
Sistem deteksi gempa dan tsunami di YIA dirancang agar dapat memberi peringatan cepat jika terjadi gempa bumi. Apabila sewaktu-waktu terjadi gempa maka dalam waktu 3 sampai dengan 5 menit dapat segera diketahui posisi pusat gempa, besar magnitudo gempa dan potensi tsunami.
Info gempa dan potensi tsunami secara otomatis dapat terpantau di terminal bandara, kantor BMKG Bandara YIA dan di Crisis Center Bandara YIA, sehingga dapat dilakukan respons segera dengan tepat.*
Komentar tentang post