Darilaut – Bencana kekeringan di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua telah berdampak pada 7.500 iiwa. Sementara enam warga lainnya tewas karena cuaca ekstrem tersebut.
Kekeringan itu menyebabkan warga setempat kesulitan mendapatkan air bersih dan kekurangan bahan makanan.
Akibatnya, lima orang dewasa dan seorang bayi meninggal dunia, diduga dikarenakan diare dan dehidrasi.
Musim kemarau berkepanjangan diiringi cuaca dingin ekstrim memicu terjadinya gagal panen hingga membuat warga di Kabupaten Puncak kesulitan mendapatkan bahan makanan sejak awal Juni.
Berdasarkan laporan Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Puncak hingga Minggu (30/7), bencana kekeringan ini telah berdampak pada kurang lebih 7.500 jiwa.
Penanganan darurat yang telah dilakukan meliputi penyelidikan epidemiologi kepada para korban yang meninggal dunia oleh Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah.
Selain itu distribusi bantuan makanan dan obat-obatan serta penyuluhan kesehatan juga dilakukan secara berkala.
Operasi pemantauan dan penanganan kesehatan ini juga didampingi oleh Emergency Medical Team (EMT) Regional Papua.
Pemerintah Kabupaten Puncak juga mendistribusikan bantuan logistik dan peralatan yang meliputi makanan siap saji 4.000 paket, makanan anak 4.000 paket, lauk pauk siap saji 2.000 paket, tenda gulung 500 lembar.
Komentar tentang post