Darilaut – Benua Eropa mengalami pemanasan tercepat dan dampak serius dari cuaca ekstrem, serta perubahan iklim yang sangat jelas.
Tahun 2024 tercatat sebagai tahun terpanas untuk Eropa, dengan rekor suhu di wilayah tengah, timur, dan tenggara.
Layanan Perubahan Iklim Copernicus (Copernicus Climate Change Service, C3S) dan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) telah mengeluarkan laporan tahunan bersama kedua, tentang Keadaan Iklim Eropa.
Dalam laporan ini menyebutkan badai parah sering terjadi dan banjir meluas. Peristiwa ekstrem ini telah merenggut sedikitnya 335 orang meninggal dunia dan mempengaruhi sekitar 413.000 orang.
Terdapat kondisi kontras timur-barat yang mencolok dalam kondisi iklim, dengan kondisi yang sangat kering dan seringkali rekor hangat di timur, dan kondisi hangat namun basah di barat.
Menurut Wakil Kepala Pengamatan Bumi Komisi Eropa, Elisabeth Hamdouch, laporan bersama C3S-WMO ini merupakan pencapaian tonggak sejarah, memanfaatkan aset dan layanan pengamatan Bumi UE terbaik dari Copernicus dan pengetahuan ahli di masyarakat.
“Copernicus adalah bagian dari investasi UE dalam data iklim berdaulat untuk mendukung mitigasi dan adaptasi iklim di Eropa,” kata Hamdouch.
Sekretaris Jenderal WMO Celeste Saulo menjelaskan laporan ini menyoroti bahwa Eropa adalah benua dengan pemanasan tercepat dan mengalami dampak serius dari cuaca ekstrem dan perubahan iklim.