redaksi@darilaut.id
Senin, 15 Agustus 2022
26 °c
Jakarta
28 ° Sab
27 ° Ming
28 ° Sen
27 ° Sel
Dari Laut Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil

Home » Berita » Empat Dekade Pemutihan Karang Karena Gelombang Panas Laut

Empat Dekade Pemutihan Karang Karena Gelombang Panas Laut

redaksi redaksi
4 April 2022
Kategori : Berita
Terumbu karang. FOTO: DARILAUT.ID

Terumbu karang. FOTO: DARILAUT.ID

Darilaut – Peristiwa pemutihan karang (coral bleaching) parah yang disebabkan oleh gelombang panas laut selama empat dekade terakhir kini telah mempengaruhi hampir setiap ekosistem terumbu karang di dunia.

Kejadian yang berulang ini telah menyebabkan hilangnya tutupan karang yang besar, dengan konsekuensi yang merugikan bagi ekosistem terumbu tropis dan orang-orang yang bergantung padanya.

Setelah GPL yang memecahkan rekor di Great Barrier Reef pada tahun 2016 dan menyebabkan terjadinya peristiwa pemutihan karang massal pada tahun 2016 dan 2017, tercatat penurunan tajam terumbu karang di Great Barrier Reef Utara dan Tengah.

GPL dapat menyebabkan kerugian ekonomi melalui dampak pada perikanan dan akuakultur. Pada tahun 2011 di Australia Barat, gelombang panas laut berdampak pada budidaya abalon di utara negara bagian tersebut.

Sementara, pada tahun 2015 hingga 2016 terjadinya GPL di lepas Australia tenggara menyebabkan tingginya tingkat kematian abalon di Tasmania.

Peristiwa itu juga menyebabkan wabah kematian tiram di Pasifik, yang memengaruhi industri akuakultur tiram Pasifik, dan juga buruknya kinerja budidaya ikan salmon Atlantik.

Keanekaragaman hayati dapat secara drastis dipengaruhi oleh gelombang panas laut.

Menurut peneliti Dewi Surinati, dalam tulisan di Jurnal Oseana, Volume 46, Nomor 2 Tahun 2021, gelombang panas, khususnya gelombang panas laut memiliki potensi besar menghancurkan ekosistem laut dan menyebabkan kerugian ekonomi di industri perikanan, akuakultur, dan ekowisata.

Namun, efeknya seringkali tidak terdeteksi sejak dini sehingga terlambat untuk ditangani. Menurut laporan dari IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), pemanasan global lautan akan terus berlangsung sampai abad ke-21 dalam kisaran 0,6°C hingga 2°C.

Oleh karena itu, perlu upaya untuk kelangsungan hidup selanjutnya di masa depan.

Kita dapat memprediksi kondisi di masa depan dengan lebih baik dan melindungi habitat dan sumber daya laut yang rentan, dengan meningkatkan kesadaran umum tentang fenomena ini dan meningkatkan pemahaman ilmiah kita tentang sifat fisik dan dampak ekologisnya.

Sumber: Dewi Surinati, Jurnal Oseana, Volume 46, Nomor 2 Tahun 2021, dengan judul “Gelombang Panas Laut”.

Tags: coral bleachingGelombang Panas Lautpemutihan karangTerumbu Karang
Bagikan1Tweet1KirimKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan

Related Posts

Ikan-ikan mati mengambang di Sungai Oder, Eropa Tengah, Sabtu 13 Agustus 2022. Menteri Lingkungan Polandia mengatakan tes laboratorium setelah kematian massal ikan mendeteksi tingkat salinitas yang tinggi tetapi tidak ada merkuri di dalamnya. FOTO: PATRICK PLEUL/AP
Berita

Misteri Berton-ton Ikan Mati Mengambang di Sungai Oder, Eropa Tengah

15 Agustus 2022
Gumpalan besar debu dari Gurun Sahara di Afrika berputar di atas Samudra Atlantik hingga Amerika Setikat. Gambar ini diambil oleh Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) satelit Aqua NASA, pada 26 Juli 2022. FOTO: NASA Earth Observatory oleh Lauren Dauphin, menggunakan data MODIS dari NASA EOSDIS LANCE dan GIBS/Worldview
Berita

Pusaran Debu Sahara Afrika Menyebar di Samudra Atlantik Hingga Amerika Serikat

15 Agustus 2022
Hujan deras menguyur Stasiun JR Shizuoka di Jepang tengah pada Sabtu 13 Agustus 2022. FOTO: KYODO
Berita

Badai Tropis Meari Telah Melewati Daratan Jepang

14 Agustus 2022
Next Post
Anomali suhu permukaan laut. GAMBAR: NOAA

Dampak dan Langkah Memperlambat Pemanasan Laut

Survei Korea-Indonesia MTCRC di wilayah perairan Cirebon, Jawa Barat. FOTO: MTCRC

Korea-Indonesia MTCRC Survei Wilayah Laut Cirebon

Komentar tentang post

Bandung, Indonesia
Senin, Agustus 15, 2022
Mostly Cloudy
24 ° c
72%
11mh
-%
28 c 19 c
Rab
26 c 18 c
Kam
27 c 18 c
Jum
26 c 17 c
Sab

TERBARU

Misteri Berton-ton Ikan Mati Mengambang di Sungai Oder, Eropa Tengah

Pusaran Debu Sahara Afrika Menyebar di Samudra Atlantik Hingga Amerika Serikat

Pemerintah Kota Gorontalo Kick Off Vaksinasi Covid-19 Booster ke-2

Badai Tropis Meari Telah Melewati Daratan Jepang

Badai Tropis Meari Mendarat di Jepang, Ribuan Orang Dievakuasi dan Penerbangan Dibatalkan

Hingga 2022 Kecelakaan Pelayaran Masih Signifikan

REKOMENDASI

Mengapa Hiu Paus di Indonesia Banyak Berkelamin Jantan, di Galapagos Betina?

Cegah Virus Corona, ITS Ciptakan 3 Alat Ini

Aplikasi Internet Hasilkan Nilai Tambah bagi Nelayan

Arif Satria: PKSPL IPB Centre of Excellence Pesisir dan Lautan

Perubahan Iklim Global Berimbas Naiknya Permukaan Laut

2 ABK Indonesia Meninggal di Mauritius

TERPOPULER

  • Ikan

    Ini Potensi di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan

    664 bagikan
    Bagikan 275 Tweet 162
  • Mirip Kerupuk, Harga Gelembung Renang Capai Rp 50 juta per Kilogram

    276 bagikan
    Bagikan 115 Tweet 67
  • Enam Aplikasi Digital Nelayan Indonesia

    370 bagikan
    Bagikan 155 Tweet 90
  • Banjir Melanda Kabupaten Bogor, Cilacap, Pohuwato dan Katingan

    3 bagikan
    Bagikan 2 Tweet 1
  • Kawasan Timur Indonesia Kaya Sumber Daya Ikan

    121 bagikan
    Bagikan 49 Tweet 30
  • Kuda Laut, Ikan yang Dipercaya Dapat Menyembuhkan Berbagai Penyakit

    187 bagikan
    Bagikan 79 Tweet 45
  • Ada 49 Spesies Lumba-lumba, di Indonesia 16 Jenis

    22 bagikan
    Bagikan 9 Tweet 6
  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Email : redaksi@darilaut.id

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

*Dengan mendaftar di situs kami, anda setuju dengan Syarat & Ketentuan and Kebijakan Privasi.
Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk