Darilaut – Gunungapi Semeru dengan tinggi 3.676 meter dari permukaan laut yang berlokasi di Provinsi Jawa Timur, meluncurkan awan panas guguran dari kubah puncak Selasa (1/12) pukul 01.23 WIB. Jarak luncuran 2 hingga 11 kilo meter ke arah Besok Kobokan di sektor tenggara dari puncak Gunung Semeru.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merekomendasikan masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 kilo meter dan wilayah jarak 4 kilo meter arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara.
Selain itu, mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.
“Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Inforrmasi Publik Kementerian ESDM, Agung Pribadi, di Jakarta, Selasa (1/12).
Aktivitas Gunung Semeru saat ini berpusat di Kawah Jonggring Seloko yang terletak di sebelah tenggara puncak Mahameru yang terbentuk sejak 1913. Saat ini status aktivitas vulkanik Gunung Semeru berada pada level II atau ‘Waspada’.
Melihat secara kronologi, PVMBG melaporkan secara visual bahwa pada periode 1 Oktober hingga 30 November 2020, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang melaporkan sekitar pukul 23.35 WIB, terlihat secara visual guguran lava pijar dari ujung lidah lava, perkiraan sejauh 1.000 meter.
Awan panas guguran, tampak pada 01.23 WIB dengan jarak luncur 2.000 meter. Selanjutnya pada pukul 02.00 WIB, awan panas guguran sudah mencapai 3.000 meter.
Sementara itu, sekitar pukul 03.00 WIB, BPBD setempat melaporkan hujan yang bercampur abu vulkanik berlangsur dan turun di sekitar pos pengamatan. Kondisi ini diperkirakan potensi lahar panas cukup kuat.
Tim Reaksi Cepat BPBD Kabupaten Lumajang turun ke wilayah kawasan rawan bencana (KRB) I untuk memonitor situasi.
Pada saat awan panas guguran masih berlangsung, masyarakat yang berada di kawasan rawan bencara wilayah Kamar A, Curah Koboan dan Rowobaung di wilayah Kecamatan Pronojiwo mulai melakukan evakuasi secara mandiri. Ini terjadi sekitar pukul 03.45 WIB.
Tim Reaksi Cepat yang berada di lapangan mengimbau warga untuk tetap tenang dan tidak panik saat peristiwa vulkanik itu menyertai upaya evakuasi warga.
Selang sekitar 1 jam kemudian, Tim Reaksi Cepat Kembali menurunkan 1 tim untuk membawa peralatan dan perlengkapan, seperti terpal, matras, masker, paket lauk pauk, tambahan gizi, selimut, air mineral dan P3K.
Komentar tentang post