Darilaut – Gunung Anak Krakatau di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, telah dinaikkan menjadi siaga atau level III.
Peta Badan Geologi menunjukkan hampir seluruh tubuh Gunung Anak Krakatau yang berdiameter ± 2 Km merupakan kawasan rawan bencana.
Berdasarkan data-data visual dan instrumental potensi bahaya dari aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini adalah lontaran material pijar dalam radius 2 km dari pusat erupsi. Namun kemungkinan lontaran akan menjangkau jarak yang lebih jauh.
Sedangkan sebaran abu vulkanik tergantung dari arah dan kecepatan angin dapat menjangkau kawasan yang lebih jauh.
Gunung Anak Krakatau yang berada di kawasan Selat Sunda, secara geografis terletak pada posisi 06o06’05” LS dan 105o 25’ 22,3” BT.
Sejak kelahiran Gunung Anak Krakatau pada Juni 1927, hingga saat ini, erupsi berulang kali terjadi. Sehingga Gunung Anak Krakatau tumbuh semakin besar dan tinggi.
Sesudah erupsi yang terjadi pada tanggal 22 Desember 2018, kemudian kolapsnya tubuh bagian barat daya dari Gunung Anak Krakatau, tingginya saat ini sekitar 150 mdpl.
Karakter letusan Gunung Anak Krakatau berupa erupsi eksplosif dan erupsi efusif dengan waktu istirahat letusannya berkisar antara 1– 6 tahun.
Erupsi-erupsi ini menghasilkan abu vulkanik dan lontaran lava pijar, serta aliran lava.
Komentar tentang post