Darilaut – Kondisi alam saat ini, baik di darat dan laut mengalami penurunan lebih cepat. Diperkirakan kurang lebih satu juta spesies hewan dan tumbuhan terancam punah.
Sementara hanya 17 persen wilayah darat dan 10 persen wilayah laut yang dilindungi.
Untuk mencegah hilangnya keanekaragaman hayati dan keruntuhan ekosistem dalam skala besar, sejumlah negara menyerukan konservasi dan pengelolaan yang efektif.
Hari Keanekaragaman Hayati Internasional (International Day for Biological Diversity) diperingati setiap tahun pada tanggal 22 Mei. Peringatan ini merupakan kesempatan untuk mengakui peran penting keanekaragaman hayati yang sehat dalam kelangsungan hidup planet ini, juga untuk menilai krisis alam.
Tema Hari Keanekaragaman Hayati tahun ini ‘Dari Persetujuan ke Tindakan: Bangun Kembali Keanekaragaman Hayati‘. Tema ini mengikuti adopsi bersejarah Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global Kunming-Montreal oleh 196 negara pada pertemuan ke-15 Konferensi Para Pihak di Montreal, Kanada, pada Desember 2022.
Kerangka kerja ini adalah perjanjian penting yang berisi target global yang harus dicapai pada tahun 2030 untuk melindungi keanekaragaman hayati secara berkelanjutan serta hak-hak masyarakat adat dan komunitas lokal.
Sumber daya keuangan, kemauan politik, dan pembuatan kebijakan yang kuat akan sangat penting bagi keberhasilan implementasi kerangka kerja tersebut. Artinya, menurut para ahli, diperlukan pendekatan seluruh masyarakat.
Komentar tentang post