Indonesia Minta Investigasi Menyeluruh Kasus ABK di Kapal Ikan Tiongkok

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok (State Councilor), saat pertemuan bilateral secara virtual untuk memperkuat kerja sama, Kamis (30/7). FOTO: KEMLU

Darilaut – Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Marsudi meminta Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dapat melakukan investigasi menyeluruh atas kasus-kasus yang menimpa anak buah kapal (ABK) warga negara Indonesia (WNI) di kapal ikan berbendera Tiongkok.

Hal ini disampaikan Menlu Retno saat pertemuan bilateral secara virtual dengan Menteri Luar Negeri RRT (State Councilor), Wang Yi, Kamis (30/7). Secara khusus, Menlu RI mengangkat kasus ABK WNI yang bekerja di kapal perikanan RRT.

Isu Laut Cina Selatan juga diangkat dalam pertemuan ini. Sebagai negara kunci di kawasan, perkembangan isu-isu strategis di kawasan termasuk di Laut China Selatan dan polemik hubungan antara AS-RRT juga menjadi perhatian bersama.

Menlu RI menyampaikan seruan agar seluruh pihak dapat menjaga situasi dan mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan perbedaan dan perselisihan melalui dialog dan cara damai.

Dalam pertemuan ini Indonesia dan RRT sepakat untuk berkolaborasi dalam upaya bersama dalam percepatan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.

Tahun 2020 merupakan momentum peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-RRT, sehingga pertemuan tersebut menjadi penting untuk meningkatkan hubungan kedua negara.

Indonesia dan RRT juga sepakat memperkuat kerja sama pengembangan vaksin Covid-19 yang dilakukan antara Bio Farma dan Sinovac. Saat ini pengembangan tersebut telah mamasuki uji klinis tahap-3 di Indonesia.

Menlu RI menegaskan pentingnya jaminan ketersediaan bahan baku untuk produksi vaksin dan jaminan harga vaksin yang terjangkau.

Menlu Retno dan Menlu Wang Yi juga membicarakan kerja sama percepatan pemulihan ekonomi melalui pemulihan pergerakan arus ekspor impor. Selain itu, kelanjutan pembangunan proyek strategis nasional dan proyek investasi yang melibatkan RRT di Indonesia.

Kedua Menlu membahas rencana kerja sama pengaturan koridor perjalanan (Travel Corridor Arrangement/TCA) yang diharapkan dapat segera difinalisasi dalam waktu dekat.

Kegiatan perjalanan bisnis esensial sesuai dengan protokol kesehatan diharapkan dapat mendongkrak aktivitas ekonomi yang aman dan produktif antara kedua negara.

Dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19 dan mitigasi dampak sosial-ekonominya, Indonesia dan RRT perlu terus membangun kerja sama untuk menjaga perdamaian dan keamanan serta pemulihan ekonomi di kawasan.*

Exit mobile version