Darilaut – Prof Dr Adrian Bernard Lapian (1 September 1929 – 19 Juli 2011), biasa disapa dengan panggilan akrab Adri Lapian, atau Pak Lapian. Sosok ilmuwan dan sejarawan di bidang kelautan dan kemaritiman ini telah memulai karyanya sejak 1964.
Sebelumnya, pada 1953, A.B Lapian pernah bekerja di surat kabar ibukota sebagai jurnalis di The Indonesia Observer. Karir jurnalistiknya di The Indonesia Observer hingga 1957, kemudian mulai fokus pada studi sejarah.
Nakhoda Kajian Maritim Asia Tenggara ini menuliskan karyanya tahun 1964 dengan judul “Djalan Pelajaran ke Maluku Sebelum Lebih Kurang 1500”. Selanjutnya, pada 1965 Lapian menulis “Beberapa Tjatatan Mengenai Djalan Dagang Maritim ke Maluku Sebelum Abad ke-16”.
Prof Lapian banyak menulis karya-karya tentang kelautan dan maritim, hingga terbit bukunya dengan judul “Orang Laut Bajak Laut Raja Laut.” Buku ini diterbitkan Komunitas Bambu, Jakarta.
“Apa yang dilakukan Adrian B Lapian dengan karyanya ini benar-benar merupakan keberhasilan cemerlang. Ia sudah melakukan prinsip yang mengarah ke exellence. Caranya memegang dan menghayati prinsip ini dalam berkarya sebagai akademisi mengingatkan bahwa ‘only the best is good enough,” tulis Guru Utama Sejarawan Indonesia, Sartono Kartodirjo.
“Tidak ada sarjana Indonesia yang telah mendemonstrasikan keahliannya sebagai sejarawan lebih baik dari Adrian B Lapian,” kata Research Leader Asia Research Institute-NUS Singapore, Anthony Red, seperti dikutip dari buku “Orang Laut Bajak Laut Raja Laut.”
Komentar tentang post