Darilaut – Lautan yang dalam dan gelap sering dianggap sebagai dunia yang damai dan sunyi. Padahal di kedalaman laut yang gelap itu ada orkestra suara. Seperti suara keras udang, klik lumba-lumba dan nyanyian paus.
Ilmu pengetahuan baru menunjukkan bahwa di banyak tempat, aktivitas manusia mungkin meredam suara-suara itu — dan memiliki dampak yang membingungkan dan merusak pada hewan laut.
“Para ilmuwan telah memperingatkan tentang ini sejak lama,” kata Heidrun Frisch-Nwakanma, yang memimpin pekerjaan kebisingan bawah air di Convention on the Conservation of Migratory Species of Wild Animals (CMS) atau Konvensi Konservasi Spesies Migrasi Satwa Liar.
“Hampir semua yang dilakukan manusia di lingkungan pesisir atau laut menimbulkan kebisingan, dan aktivitas semacam itu meningkat,” kata Frisch-Nwakanma, mengutip Story Unep.org (25/4).
Peringatan ini disampaikan sebelum Hari Kesadaran Kebisingan Internasional (International Noise Awareness Day), yang jatuh pada 27 April 2022.
International Noise Awareness Day kali ini menyoroti efek berbahaya dari suara keras.
Makhluk laut mungkin sangat rentan terhadap suara-suara itu. Banyak yang menggunakan ekolokasi—yang bergantung pada suara yang dipantulkan untuk menentukan objek—untuk menemukan mangsa, berkomunikasi, menemukan pasangan dan keturunan, dan menavigasi lautan yang luas dan saling berhubungan.
Komentar tentang post