Data paleoclimate ini dapat digunakan untuk verifikasi data model prediksi iklim supaya lebih akurat sehingga dapat mendukung kegiatan adaptasi dan mitigasi bencana iklim lebih baik.
Peneliti Bidang Geologi Haryadi Permana juga menyampaikan naskah orasi Profesor Riset dengan judul “Pemanfaatan Hasil Riset Kepingan Kerak Samudra Purba dalam Perspektif Dinamika Kerak Bumi Aktual.”
Kepingan kerak samudra purba terbentuk dalam lingkungan tektonik yang beragam dengan rentang waktu umur kerak samudra mulai dari Zaman Mesosoik, Masa Jura (190–155 juta tahun lalu (Jtl.)), Masa Kapur (145–62 Jtl.), Sub-Masa Paleogen, yaitu pada Kala Eosen (55–33 Jtl.), Kala Oligosen (27 Jtl.), sampai paling muda, yaitu Kala Miosen (20–9 Jtl).
Kepingan kerak samudra, umumnya disebut ofiolit (ophiolite), merupakan bagian dari litosfer bumi yang permukaannya berada di cekungan samudra dan utamanya terbentuk karena Punggungan Tengah Samudra (PTS).
Dalam perspektif dinamika kerak bumi aktual, menurut Haryadi, pemahaman dan pengetahuan dasar kerak bumi dapat dijadikan sebagai bahan dalam upaya mitigasi bencana. Sumber daya kerak samudra seperti sumber daya gunung api bawah laut serta unsur dan mineral ekonomis di dalamnya juga dapat dimanfaatkan.
Kepingan-kepingan kerak samudra diketahui telah menjadi sumber daya logam dasar seperti nikel, krom, mangan, besi atau seng, unsur tanah jarang, terutama scandium (Sc) dan unsur dari kelompok platinum.
Komentar tentang post