Darilaut – Kekeringan mulai melanda Desa Lito, Kecamatan Paguyaman Pantai, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo. Kekeringan ini menyebabkan warga Lito, salah satu desa yang berada di pesisir Teluk Tomini, kesulitan air bersih.
Dalam foto yang ditampilkan di laman Tribratanews.gorontalo.polri.go.id, tampak warga secara tertib menunggu personil Kepolisian mengisi satu per satu galon atau tong kecil yang sengaja disediakan untuk memperoleh air bersih.
Dengan menggunakan tong berukuran besar dan selang panjang, personil Kepolisian mengisi wadah untuk menampung air bersih tersebut.
Pada Rabu (9/8) personil Kepolisian ini membagikan air bersih tersebut. Hal ini dilakukan personil Kepolisian Sektor Paguyaman Pantai sebagai bentuk kepedulian kepada warga yang mengalami krisis air bersih akibat musim kemarau.
Kepala Kepolisian Sektor Paguyaman Pantai, Ipda Dedi Maadi, bersama personilnya mengambil inisiatif mendistribusikan air dengan cara menggunakan tong besar yang dimuat menggunakan mobil pick up.
Dedi mengatakan ide tersebut muncul Ketika melihat sumber air bersih yang berada di Desa Lito, mengalami kekeringan, sehingga warga sekitar banyak kekurangan air bersih.
Akibat kemarau, sumber air yang ada di Desa Lito mengalami kekeringan. Sementara sumber mata air bersih lainnya yang bisa di akses oleh warga sekitar, jarak terlampau jauh, kata Dedi.
Karena itu, Dedi bersama personil Kepolisian Sektor Paguyaman Pantai langsung mengambil inisiatif dengan cara mengambil air bersih dengan menggunakan tong besar dan disalurkan kepada warga sekitar secara gratis.
Mereka sangat bersyukur dengan adanya inisiatif dari personil Polsek Paguyaman Pantai yang telah membantu meringankan penderitaan mereka akibat krisis air bersih, ujar Dedi.
Warga Desa Lito yang berada di pesisir Teluk Tomini tersebut memiliki mata pencaharian sebagai nelayan dan bertani. Hal ini karena kondisi geografis dari Desa Lito yang berbatasan dengan Teluk Tomini.
Pada musim angin timur sebagian masyarakat mengolah lahan pertanian dan pada musim angin barat mereka turun melaut sebagai nelayan, selain juga ada profesi lainnya.
Berdasarkan laporan Kuliah Kerja Sibermas (KKS) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) tahun 2018, salah satu permasalahan di Desa Lito adalah kekeringan.
Saat KKS berlangsung, tim telah mendata kekeringan berkepanjangan karena curah hujan yang minim dan musim kemarau.
Laporan KKS UNG tersebut juga menampilkan peta kerentanan kekeringan dan kebakaran hutan Desa Lito. Selain itu, telah terbentuk Desa Tangguh Bencana dan Forum Siaga Bencana.
Kekeringan yang terjadi di Desa Lito lebih mengarah pada ketersediaan air yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kebutuhan. Baik untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi, dan lingkungan.
Desa Lito memiliki luas wilayah 3.200,60 ha, dengan jumlah penduduk lebih dari 1.500 jiwa.
Komentar tentang post