redaksi@darilaut.id
Selasa, 17 Mei 2022
26 °c
Jakarta
28 ° Sab
27 ° Ming
28 ° Sen
27 ° Sel
Dari Laut Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil

Home » Berita » Kondisi 4 Gunung Api Status Siaga

Kondisi 4 Gunung Api Status Siaga

redaksi redaksi
2 Desember 2020
Kategori : Berita
MAGMA.ESDM.GO.ID

MAGMA.ESDM.GO.ID

Darilaut – Saat ini 4 gunung api di Indonesia berstatus siaga. Berdasarkan laporan kebencanaan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, yang berstatus siaga masing-masing Gunung Merapi (Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah), Gunung Ili Lewotolok (Nusa Tenggara Timur), Gunung Sinabung (Sumatera Utara) dan Gunung Karangetang (Sulawesi Utara).

Berikut ini laporan kebencanaan geologi, Rabu (2/12).

Gunung Ili Lewotolok

Gunung Ili Lewotolok dengan tinggi 1.018 meter di atas permukaan laut mengalami erupsi pada 27 November 2020 pukul 05:57 WITA. Tinggi kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan tinggi 500 meter di atas puncak atau lebih kurang 1.923 meter di atas permukaan laut dengan intensitas tebal condong ke arah barat.

Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 34 mm dengan durasi erupsi tidak teramati jelas karena diikuti tremor menerus.

Pada 29 November 2020 pukul 13:00 WITA tingkat aktivitas Gunungapi Ili Lewotolok dinaikkan dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga).

Hasil pemantauan teramati 8 kali letusan dengan tinggi kolom abu 500-1500 meter di atas puncak dan warna asap kelabu dan hitam.

Pada malam hari teramati lava pijar di puncak. Cuaca cerah dan berawan. Angin lemah ke arah timur dan baratdaya. Suhu udara 26.4-27.7 °C.

Melalui rekaman seismograf pada 1 Desember 2020 tercatat 8 kali Letusan/Erupsi, 1 kali gempa Hembusan, 7 kali gempa Tremor Harmonik, 41 kali gempa Hybrid/Fase Banyak. Kemudian, 12 kali gempa Vulkanik Dangkal, 80 kali gempa Vulkanik Dalam, 2 kali gempa Tektonik Lokal dan Tremor Menerus dengan amplitudo 2-16 mm (dominan 6 mm).

Masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung, pendaki dan wisatawan direkomendasikan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 4 km dari kawah puncak.

Mengingat potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan akut (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya, masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ili Lewotolok menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.

Gunung Merapi

Tingkat aktivitas Level III (Siaga) sejak tanggal 5 November 2020 pukul 12:00 WIB. Gunungapi Merapi dengan tinggi 2.968 meter di atas permukaan laut mengalami erupsi tidak menerus.

Melalui rekaman seismograf pada 1 Desember 2020 tercatat 28 kali gempa Guguran, 50 kali gempa Hembusan, 1 kali gempa Low Frekuensi, 292 kali gempa Hybrid/Fase Banyak, 39 kali gempa Vulkanik Dangkal.

Untuk itu, penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana III direkomendasikan untuk dihentikan.

Begitu pula dengan pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di kawasan rawan bencana III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak gunung.

Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan G. Merapi yang bisa terjadi setiap saat.

Gunung Sinabung

Tingkat aktivitas diturunkan menjadi Level III (Siaga) sejak tanggal 20 Mei 2019 pukul 10:00 WIB. Gunung Api Sinabung dengan tinggi 2460 meter di atas permukaan laut mengalami erupsi sejak tahun 2013.

Melalui rekaman seismograf pada 1 Desember 2020 tercatat 57 kali gempa Guguran, 3 kali gempa Hembusan, 12 kali gempa Low Frequency, 6 kali gempa Hybrid/Fase Banyak, 3 kali gempa Tektonik Lokal dan 2 kali gempa Tektonik Jauh.

Masyarakat dan pengunjung atau wisatawan tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius radial 3 km dari puncak Gunung Sinabung, serta radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur, dan 4 km untuk sektor timur-utara.

Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik. Mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh.

Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar.

Gunung Karangetang

Tingkat aktivitas Level III atau Siaga. Gunung Karangetang dengan tinggi 1784 meter di atas permukaan laut kembali memasuki periode erupsi sejak 25 November 2018.

Erupsi terakhir terjadi pada tanggal 29 November 2019 menghasilkan tinggi kolom erupsi 100 meter di atas puncak.

Gunung api tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca mendung hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah timurlaut dan timur. Suhu udara sekitar 26-29°C.

Melalui rekaman seismograf pada 1 Desember 2020 tercatat 3 kali gempa Hybrid/Fase Banyak, 1 kali gempa Vulkanik Dangkal, 1 kali gempa Tektonik Jauh, Tremor Menerus, amplitudo 0.5-4 mm (dominan 4 mm).

Masyarakat dan pengunjung atau wisatawan tidak mendekati dan tidak melakukan pendakian, serta tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 2.5 km dari puncak Kawah Dua (Kawah Utara) dan Kawah Utama (selatan). Begitupula di area perluasan sektoral dari Kawah Dua ke arah Barat Laut-Utara sejauh 4 km. Dan dari kawah utama sejauh 3 km ke arah barat.

Masyarakat di sekitar Gunung Karangetang dianjurkan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.

Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai.

Tags: Badan GeologiGunung ApiGunung Karangetang
Bagikan8Tweet1KirimKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan

Related Posts

Ilustrasi siklon tropis. GAMBAR: ZOOM.EARTH
Berita

Bibit Siklon Tropis 91P Tumbuh Dekat Vanuatu

17 Mei 2022
GAMBAR: ZOOM.EARTH
Berita

Gelombang Panas dan Badai Petir Melanda Eropa Barat

17 Mei 2022
Blood moon (Bulan darah) terlihat saat gerhana bulan penumbra di Santiago, pada 15 Mei 2022. FOTO: MARTIN BERNETTI/AFP/SPACE.COM
Berita

Bulan Darah Terlihat Saat Peristiwa Gerhana

16 Mei 2022
Next Post
Gunung Semeru di Kabupaten Malang dan Lumajang, Jawa Timur. MAGMA.ESDM.GO.ID

Kondisi Gunung Api Status Waspada di Beberapa Wilayah Indonesia

UI.AC.ID

Jaga Kualitas Ikan, Mahasiswa UI Ciptakan Kotak Pendingin Tanpa Es Batu

Komentar tentang post

Bandung, Indonesia
Selasa, Mei 17, 2022
Mostly Cloudy
24 ° c
72%
11mh
-%
28 c 19 c
Rab
26 c 18 c
Kam
27 c 18 c
Jum
26 c 17 c
Sab

TERBARU

Bibit Siklon Tropis 91P Tumbuh Dekat Vanuatu

Gelombang Panas dan Badai Petir Melanda Eropa Barat

Bulan Darah Terlihat Saat Peristiwa Gerhana

Akan Dikirim ke Manado, KKP Proses Hukum 4.030 kg Sirip Hiu di Baubau

Dua Kapal Rusak Mesin di Perairan Batam

Gunung Awu di Pulau Sangihe Level III

REKOMENDASI

Ini Potensi di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan

Seperti Uni Eropa, Tingkat Kepatuhan Indonesia di IOTC 77 persen

Lanal Tarempa Serahkan 64 Tahanan Kapal Ikan Asing Vietnam

Agustus ini Mahasiswa UGM Ekspedisi ke 2 di Sangihe

Warga Australia Nakhoda Kapal Yacht Dirampok di Perairan Sumatera Selatan

Riset Potensi Risiko Tsunami Pantai Selatan Jawa Untuk Mitigasi

TERPOPULER

  • Komet ISON ini diambil dengan teleskop nasional TRAPPIST di Observatorium La Silla ESO pada 15 November 2013. FOTO: TRAPPIST/E. Jehin/ESO/SPACE.COM

    Kisah Komet ISON yang Hancur Berkeping-keping dan Meredup

    3 bagikan
    Bagikan 1 Tweet 1
  • Sekolah Virtual Mengamati Benda Langit dengan Teleskop Terbesar di Dunia

    3 bagikan
    Bagikan 1 Tweet 1
  • Dr Hawis Madduppa Ahli Keanekaragaman Hayati Laut IPB University Wafat

    3 bagikan
    Bagikan 1 Tweet 1
  • Teknologi Penginderaan Jauh untuk Riset Kelautan

    32 bagikan
    Bagikan 13 Tweet 8
  • Tahun 2022, Pulau Jawa Paling Banyak Kejadian Bencana Alam

    6 bagikan
    Bagikan 2 Tweet 2
  • Bencana Alam Tahun 2022, Lebih Dari 1 Juta Jiwa Mengungsi

    22 bagikan
    Bagikan 9 Tweet 6
  • Kuda Laut, Ikan yang Dipercaya Dapat Menyembuhkan Berbagai Penyakit

    160 bagikan
    Bagikan 68 Tweet 38
  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Email : redaksi@darilaut.id

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

*Dengan mendaftar di situs kami, anda setuju dengan Syarat & Ketentuan and Kebijakan Privasi.
Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk