Darilaut – Saat ini 4 gunung api di Indonesia berstatus siaga. Berdasarkan laporan kebencanaan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, yang berstatus siaga masing-masing Gunung Merapi (Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah), Gunung Ili Lewotolok (Nusa Tenggara Timur), Gunung Sinabung (Sumatera Utara) dan Gunung Karangetang (Sulawesi Utara).
Berikut ini laporan kebencanaan geologi, Rabu (2/12).
Gunung Ili Lewotolok
Gunung Ili Lewotolok dengan tinggi 1.018 meter di atas permukaan laut mengalami erupsi pada 27 November 2020 pukul 05:57 WITA. Tinggi kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan tinggi 500 meter di atas puncak atau lebih kurang 1.923 meter di atas permukaan laut dengan intensitas tebal condong ke arah barat.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 34 mm dengan durasi erupsi tidak teramati jelas karena diikuti tremor menerus.
Pada 29 November 2020 pukul 13:00 WITA tingkat aktivitas Gunungapi Ili Lewotolok dinaikkan dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga).
Hasil pemantauan teramati 8 kali letusan dengan tinggi kolom abu 500-1500 meter di atas puncak dan warna asap kelabu dan hitam.
Pada malam hari teramati lava pijar di puncak. Cuaca cerah dan berawan. Angin lemah ke arah timur dan baratdaya. Suhu udara 26.4-27.7 °C.
Melalui rekaman seismograf pada 1 Desember 2020 tercatat 8 kali Letusan/Erupsi, 1 kali gempa Hembusan, 7 kali gempa Tremor Harmonik, 41 kali gempa Hybrid/Fase Banyak. Kemudian, 12 kali gempa Vulkanik Dangkal, 80 kali gempa Vulkanik Dalam, 2 kali gempa Tektonik Lokal dan Tremor Menerus dengan amplitudo 2-16 mm (dominan 6 mm).
Masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung, pendaki dan wisatawan direkomendasikan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 4 km dari kawah puncak.
Mengingat potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan akut (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya, masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ili Lewotolok menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
Gunung Merapi
Tingkat aktivitas Level III (Siaga) sejak tanggal 5 November 2020 pukul 12:00 WIB. Gunungapi Merapi dengan tinggi 2.968 meter di atas permukaan laut mengalami erupsi tidak menerus.
Melalui rekaman seismograf pada 1 Desember 2020 tercatat 28 kali gempa Guguran, 50 kali gempa Hembusan, 1 kali gempa Low Frekuensi, 292 kali gempa Hybrid/Fase Banyak, 39 kali gempa Vulkanik Dangkal.
Untuk itu, penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana III direkomendasikan untuk dihentikan.
Begitu pula dengan pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di kawasan rawan bencana III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak gunung.
Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan G. Merapi yang bisa terjadi setiap saat.
Gunung Sinabung
Tingkat aktivitas diturunkan menjadi Level III (Siaga) sejak tanggal 20 Mei 2019 pukul 10:00 WIB. Gunung Api Sinabung dengan tinggi 2460 meter di atas permukaan laut mengalami erupsi sejak tahun 2013.
Melalui rekaman seismograf pada 1 Desember 2020 tercatat 57 kali gempa Guguran, 3 kali gempa Hembusan, 12 kali gempa Low Frequency, 6 kali gempa Hybrid/Fase Banyak, 3 kali gempa Tektonik Lokal dan 2 kali gempa Tektonik Jauh.
Masyarakat dan pengunjung atau wisatawan tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius radial 3 km dari puncak Gunung Sinabung, serta radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur, dan 4 km untuk sektor timur-utara.
Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik. Mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh.
Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar.
Gunung Karangetang
Tingkat aktivitas Level III atau Siaga. Gunung Karangetang dengan tinggi 1784 meter di atas permukaan laut kembali memasuki periode erupsi sejak 25 November 2018.
Erupsi terakhir terjadi pada tanggal 29 November 2019 menghasilkan tinggi kolom erupsi 100 meter di atas puncak.
Gunung api tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca mendung hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah timurlaut dan timur. Suhu udara sekitar 26-29°C.
Melalui rekaman seismograf pada 1 Desember 2020 tercatat 3 kali gempa Hybrid/Fase Banyak, 1 kali gempa Vulkanik Dangkal, 1 kali gempa Tektonik Jauh, Tremor Menerus, amplitudo 0.5-4 mm (dominan 4 mm).
Masyarakat dan pengunjung atau wisatawan tidak mendekati dan tidak melakukan pendakian, serta tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 2.5 km dari puncak Kawah Dua (Kawah Utara) dan Kawah Utama (selatan). Begitupula di area perluasan sektoral dari Kawah Dua ke arah Barat Laut-Utara sejauh 4 km. Dan dari kawah utama sejauh 3 km ke arah barat.
Masyarakat di sekitar Gunung Karangetang dianjurkan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.
Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai.
Komentar tentang post