“Lebih-lebih juga tidak ikut menjadi pelaku yang menyebarkan hoaks, itu harapan kita,” kata Upi.
Perwakilan Hubungan Masyarakat (Humas) Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo, Suci Wulandari, mengatakan kegiatan seperti ini diharapkan bisa terus berlanjut, walaupun tidak bertatap muka. Pelatihan seperti ini sangat penting untuk pengembangan bidang humas dan informasi.
“Apalagi kemarin kita juga dijelaskan apa perbedaan berita dengan iklan, lalu tata cara pembuatan konten yang bagus, dan yang penting kita tahu pemahaman tentang algoritma di media sosial,” ujar Suci.
Pelatihan literasi berita ini sangat bermanfaat bagi tenaga pendidik. Menurut perwakilan Guru SMK Negeri 1 Gorontalo, Des Flany, sebagai tenaga pendidik semua informasi yang diperoleh dari pelatihan sangat membantu bagi para orang-orang yang setiap harinya tak lepas dengan media sosial, khususnya para generasi muda atau para siswa.
“Ini membantu kita untuk lebih memproteksi diri agar tidak mendapatkan hal-hal negatif dari penggunaan sosmed (sosial media). Saya sebagai tenaga pendidik, apa yang saya dapat saya bisa bagikan ke anak-anak didik dan bisa menjadi informasi yang baru bagi anak-anak agar lebih bijak menggunakan media sosial,” kata Flany.
Flany mengharapkan pelatihan seperti ini dapat dikhususkan bagi para siswa-siswi, yang diketahui saat ini sebagian besar telah menggunakan media sosial, sehingga dapat memilah-milah informasi yang masuk.
Komentar tentang post