Darilaut – Gempabumi yang terjadi di Tapanuli Utara, Sumatra Utara, pada Sabtu (1/10) dinihari memiliki mekanisme pergerakan geser. Gempa dangkal ini berada di daratan.
Setelah terjadi gempabumi utama magnitudo (M) 6,0 (update 5,8) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat telah terjadi 50 kali gempa susulan.
Menurut Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono melalui akun Twitter @DaryonoBMKG laporan sementara gempabumi Tarutung M 5,8 ini menyebabkan satu korban meninggal dunia dan sembilan korban mengalami luka-luka.
Terdapat lima bangunan roboh dan beberapa bangunan mengalami kerusakan ringan.
Hingga Sabtu pukul 06.50 WIB tercatat 50 kali aktivitas gempa susulan.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat akibat adanya aktivitas Sesar Besar Sumatra segmen Renun.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip),” kata Daryono.
Gempa merusak di Tapanuli Utara merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake).
Sejarah gempa merusak Segmen Renun Toru pernah terjadi pada 1916 (M 6,8); 1921 (7,0); 1984 (6,4); 1987 (6,6); 14 Juni 2011 (5,5) dan 1 Oktober 2022 (5,8).
Komentar tentang post