Darilaut – Umat manusia harus berubah dalam cara konsumsi, produksi dan membuang sampah untuk mengatasi polusi plastik.
Untuk mengatasi polusi plastik, umat manusia harus berubah. Kita harus mengubah cara kita mengonsumsi, cara kita memproduksi, dan cara kita membuang sampah.
“Inilah realitas dunia kita,” kata kata Presiden Kenya William Ruto pada pembukaan sesi ketiga Komite Negosiasi Antarpemerintah untuk mengembangkan instrumen yang mengikat secara hukum internasional mengenai polusi plastik, termasuk di lingkungan laut (INC-3).
Kegiatan ini dibuka pada Senin (13/11) di Nairobi, Kenya. Anggota INC-3 akan memulai negosiasi berdasarkan teks Zero Draft yang disiapkan oleh Ketua INC.
Menurut Presiden Kenya, perubahan tidak bisa dihindari. Perjanjian ini, instrumen yang sedang kami kerjakan, adalah domino pertama dalam perubahan ini. “Mari kita membawanya pulang. Biarkan perubahan dimulai,” kata Presiden.
INC-3 menandai titik tengah perjalanan menuju perjanjian global. Ini merupakan kelanjutan dari dua putaran perundingan sebelumnya: INC-1, yang berlangsung di Punta del Este, Uruguay, pada November 2022, dan INC-2, yang diadakan di Paris pada bulan Juni.
Dua sesi INC lagi direncanakan pada tahun 2024.
Instrumen penanganan polusi plastik bukan hanya dengan cara mendaur ulang atau mengelola sampah. Akan tetapi, bagaimana siklus hidup penuh mulai dari proses produksi plastik hingga kemasan dan penggunaannya.