Darilaut – Ekosistem mangrove dan padang lamun (seagrass) adalah tumbuhan laut yang identik dengan warna biru. Karena itu, karbon yang tersimpan di kedua ekosistem ini dinamakan karbon biru.
Dilansir Oseanografi.lipi.go.id, peneliti ekologi vegetasi laut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Yaya Ihya Ulumuddin, mengatakan, hutan mangrove menyimpan 1000 ton/ha karbon. Artinya, mangrove berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon, jika mangrove dikonservasi (dilindungi).
“Ekosistem mangrove dan padang lamun juga berfungsi sebagai pelindung pantai dari abrasi dan erosi, melindungi pemukiman yang ada di belakangnya dari badai yang datangnya dari arah laut, dan tempat tumbuhnya ikan-ikan karang,” kata Yaya pada # SOA Indonesia webinar, bertajuk “Perubahan Iklim dan Karbon Biru“, Rabu ( 17/6).
Menurut Yaya, karbon atau zat arang pada dasarnya adalah salah satu unsur paling berlimpah kedua setelah oksigen (sekitar 18,5 persen) dan merupakan unsur dasar segala kehidupan yang ada di bumi.
Warna Karbon dapat berbeda-beda, tergantung di mana tempat melekat. Karbon dapat berwarna hitam pada arang, ataupun putih/bening pada intan.
Berbicara tentang perubahan iklim dan karbon biru adalah sesuatu hal yang abstrak. Tidak seperti masalah rehabilitasi mangrove atau dampak sampah plastik, yang wujudnya dapat terlihat secara nyata.
Komentar tentang post