Sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Guna mengantisipasi potensi bahaya erupsi Gunung Merapi, maka masyarakat diimbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Masyarakat diminta agar selalu mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
BBPTKG juga menyebut apabila terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali. Saat ini, status Gunung Merapi masih dalam level III atau ‘siaga’ sejak November 2020.
Berdasarkan laporan dari Pos Pengamatan Gunung Merapi di Babadan, awan panas guguran dapat memicu abu vulkanik yang mengarah ke barat laut-utara.
Petugas Pos Babadan, Yulianto dalam sambungan telepon mengatakan Pos Babadan mulai terdampak abu vulkanik cukup tebal.
Awan panas guguran mengarah ke barat daya, ke Kali Bebeng dan Krasak. Akan tetapi abu vulkanik ke arah barat laut-utara. Ini karena faktor angina.
Menurut Yulianto Pos Babadan saat ini sudah pasti terdampak abu vulkanik. Ini cukup tebal.
Laporan beberapa lokasi yang juga terdampak abu vulkanik. Adapun rinciannya Desa Mangunsuko, Desa Dukun, Desa Paten dan Desa Sengi di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Berikutnya Desa Wonolelo dan Desa Krogowanan di Kabupaten Magelang. Selanjutnya Desa Klakah dan Desa Tlogolele di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.
Komentar tentang post