Darilaut – Hasil kajian paleotsunami Tim Wave dari Universitas Brigham Young (BYU) tsunami pernah tercatat di Maluku Barat daya, Provinsi Maluku pada 1629.
Selain tahun 1629, berdasarkan kajian tersebut tsunami tercatat pada 1657, 1674, 1659, 1710, 1711, 1754, 1763, 1815, 1820, 1837, 1841, 1852, 1857, 1859, 1882, 1885, 1891, 1899, 1914 dan 1938.
Kajian Tim Wave juga mencatat sejumlah kejadian gempa di Maluku Barat Daya pada 1917, 1793, 1814, 1815, 1836, 1852, 1857 dan 1975.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dari rentetan kejadian tersebut, secara statistik gempa terjadi 1 kali dalam kurun periode 37 tahun.
Namun demikian, menurut BNPB, setelah 42 tahun belum lagi terjadi fenomena alam tersebut sehingga kondisi ini mendorong perlunya perhatian dan kewaspadaan semua pihak, khususnya pemerintah dan masyarakat.
Tsunami pada kurun waktu tersebut dipicu oleh gempa bumi di beberapa sumber seperti palung Timor, Banda dan sumber lain.
Saat melakukan kajian tsunami, Tim Wave memilih beberapa tempat untuk melihat hasil endapan, seperti dari lubang trenching di Pulau Moa dan Letti.
Dari hasil kajian, tim menemukan fosil organisme laut yang berada di dalam gua, Gua Raitawun, Desa Nuwewang, Kecamatan Letti, yang jaraknya 100 meter dari garis pantai.
Komentar tentang post