Manado – Prof Dr Rizald Max Rompas MAgr mengatakan, sumber daya yang terkandung di laut mampu menghasilkan senyawa antikanker, anti HIV, antibiotik, antibakteri dan antiaging (marine collagen). Ini karena perairan laut dan air tawar memiliki kandungan senyawa aktif ‘bioaktif’ dan biotoksin yang bermanfaat sebagai bahan sediaan farmasi.
Menurut Rompas, kandungan sumberdaya laut ini juga dapat dimanfaatkan untuk inhibitor tirosinase (pemutih kulit) pasta gigi, karagenan dan alginate untuk pembuatan kapsul. Di samping itu, rumput laut (makro alga) nutrasetikal dan pupuk untuk pertanian.
“Prospek farmakognosi yang bernilai ekonomis ini meliputi alga, krustasea, ikan dan mangrove,” kata Rompas, saat seminar nasional pengelolaan sumberdaya laut dan pesisir berkelanjutan, di Gedung Pascasarjana Unsrat, Manado Rabu (14/11) pekan lalu.
Farmakognosi adalah suatu proses skrining atau ekstraksi senyawa yang ada di biota untuk kepentingan obat-obatan, kosmetika dan nutrasetikal.

Sebagai pembicara utama dalam seminar ini, Prof Rompas membawakan materi “Prospek Ekonomi Farmakognosi Sumberdaya Laut Indonesia”. Kegiatan farmakognosi jika dikembangkan akan menyumbang nilai ekonomi yang berarti bagi bangsa dan negara.
Komentar tentang post