Gorontalo – Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof Suharsono mengatakan, Status Terumbu Karang 2018 untuk Pulau Sulawesi masih terluas di Indonesia. Namun, kata Suharsono, lokasi-lokasi pengeboman ikan juga terbanyak di Pulau Sulawesi.
“Sulawesi terluas kawasan terumbu karang, justru permasalahan utama pengeboman ikan di Sulawesi,” kata Suharsono, kepada Darilaut.id, Rabu (5/12).
Berdasarkan pengalaman Suharsono yang kurang lebih 35 tahun aktif meneliti terumbu karang di Indonesia, ada perbedaan pola lokasi pengeboman ikan beberapa tahun lalu di dan sekarang. Dulu, lokasi pengeboman ikan itu berada didekat pemukiman.
“Sekarang pengeboman ikan di lokasi yang jauh dari pemukiman, rusak di situ, ke balik,” ujarnya.
Menurut Suharsono, dulu mengunakan bom ikan untuk menangkap ikan, belum dilarang. Itu sebabnya, didekat pemukiman ada bekas loaksi pengeboman ikan. Saat ini, pengeboman ikan di lokasi terumbu karang yang jauh.
Suharsono berada di Gorontalo berkaitan dengan Sosialisasi & Replikasi Kegiatan Pemulihan Terumbu Karang yang dilaksanakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerja sama dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, Rabu (5/12) hingga Kamis (6/12).
Permasalahan pengeboman ikan ini juga mengemuka dalam diskusi nara sumber dan peserta yang berasal dari berbagai instansi pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat di Provinsi Gorontalo.
Menurut Harmain Amili dari Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Bone Bolango, konsentrasi lokasi pengeboman ikan di Gorontalo berada di Pohuwato dan Boalemo. Ada pula yang mencoba melakukan pengeboman ikan di Bone Bolango.
Selain bom ikan dan potas, penangkapan ikan dengan menggunakan kompresor juga perlu pengawasan.*
Komentar tentang post