Gorontalo – Pusat Penelitian Oseanografi (P2O), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah mengeluarkan Status Terumbu Karang 2018. Berdasarkan data terbaru, secara umum status terumbu karang sedikit mengalami perubahan.
“Jangan berharap terumbu karang di Raja Ampat (Papua Barat) semua bagus sekali,” kata Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Suharsono, Rabu (5/12) di Gorontalo.
Suharsono berada di Gorontalo berkaitan dengan Sosialisasi & Replikasi Kegiatan Pemulihan Terumbu Karang yang dilaksanakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerja sama dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, Rabu (5/12) hingga Kamis (6/12).
Menurut Suharsono, status terumbu karang 2018 ini ada ketambahan yang jelek. Selain itu, perubahan kondisi terumbu karang selain rusak karena pencemaran, juga akibat bleaching (pemutihan karang).
Terumbu karang yang baik, kata Suharsono, masih banyak ditemukan di lokasi-lokasi yang ada pengembangan wisata bawah laut.
Sesuai riset yang dilakukan Tim peneliti P2O LIPI, secara umum kondisi terumbu karang di wiliayah selatan dan barat mempunyai kondisi yang jelek. Kondisi ini sebagai akibat lingkungan yang ekstrim yakni berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Selain itu, daerah tersebut juga akibat bleaching pada 2016.
Komentar tentang post