Palu – Ribuan warga berevakuasi dari Kota Palu, Sulawesi Tengah, dengan menggunakan kapal laut dan pesawat terbang.
Korban gempa-tsunami ini mendatangi pelabuhan Pantoloan, Tawaeli, Palu untuk diberangkatkan ke Makassar.
Untuk menggunakan kapal Pelni, para korban gempa-tsunami ini tidak diminta bayaran. Cukup dengan memasukan nama-nama keluarga dan menunjukkan identitas.
Kebanyakan para korban ini hanya ingin menghilangkan trauma, setelah terjadi gempa dahsyat di Sulawesi Tengah.
Seperti Didit Hiola, salah seorang penumpang kapal yang membawa keluarganya untuk menyingikir sementara dari Palu. Didit bekerja sebagai salah satu pegawai negeri di Kabupaten Donggala. Rumahnya berada di Palu.
Saat terjadi gempa dan tsunami, Didit berada di pantai Donggala. Mobilnya yang diparkir dekat pantai, hilang terseret tsunami. Didit sendiri terhindar dari tsunami.
Hendra Rafiawan juga berusaha menyingkir sementara dari Palu dengan menggunakan pesawat terbang, seperti Hercules dan maskapai lainnya. Hendra dan keluarganya tinggal di Griya Palupi Permai, dekat dengan Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie.
“Saya dan keluarga hanya ingin menghilangkan trauma,” kata Hendra.
Hendra dan keluarga, membuat tenda di depan rumah. Ini dilakukan karena tenda umum yang dikhususkan untuk pengungsi korban gempa di sekitar lokasi itu terbatas.*
Komentar tentang post