Palu – Kapal pinisi peduli bencana gempa dan tsunami Palu-Donggala, tiba di Wani, Donggala, Selasa (9/10) pagi. Kapal ini sandar di Pelabuhan Direktorat Kepolisian Air (Dit Polair) Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah.
Pelayaran ekspedisi pinisi ini kerjasama Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) dan Yayasan Makassar Skalia (YMS) untuk misi kemanusiaan korban bencana di Sulawesi Tengah.
Ketua Umum Iskindo, M Zulficar Mochtar mengatakan, misi ini bertujuan untuk membawa bantuan bahan makanan, obat-obatan dan pakaian untuk membantu korban bencana.
“Misi pelayaran ini merupakan bentuk kepedulian dan keprihatinan ISKINDO bagi korban bencana Palu-Donggala,” kata Zulficar.
Pendistribusian bantuan menggunakan kapal pinisi karena mobilitas dan daya jangkaunya yang luas ke wilayah pesisir yang terpapar gempa dan tsunami. “Bangsa ini pusat aset maritim yaitu pinisi yang bisa digerakan untuk tanggap darurat bencana seperti saat ini,” ujar Zulficar.
Koordinator program Pinisi Bakti Peduli Palu-Donggala, Moh Abdi Suhufan mengatakan, misi peduli Palu dan Donggala akan memakan waktu 10 hari. “Misi ini membawa 70 ton bahan bantuan dan 37 orang relawan dengan 10 hari waktu operasi bakti,” kata Abdi.
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam misi ini antara lain, dapur umum, bantuan korban oleh relawan, pengambilan data drone, serta pemeriksaan kesehatan dan konseling bagi korban.
“Selain pemberian bantuan, kami akan mencoba membantu pemerintah melakukan pendataan kerusakaan ekosistim pesisir,” kata Abdi
Menurut Direktur YMS Sapril Ahmad, aksi ini merupakan rangkaian rencana ekspedisi Bakti Nusa yang akan berlayar mengelilingi Indonsesia dalam satu tahun. “Aksi ini merupakab test event bakti pinisi untuk korban gempa,” kata Sapril.
Pelepasan tim relawan pinisi Bakti dilakukan di dermaga Lantamal IV Makasasar pada Jumat, 5 Oktober lalu. Kapal berangkat dari pelabuhan Paotere Makassar, Sabtu, 6 Oktober.*
Komentar tentang post