Jakarta – Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Merauke terus bergeliat dan menunjukkan kemajuan yang signifikan sebagai penunjang aktivitas perikanan di Indonesia Timur. Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, jumlah dan nilai produksi perikanan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Merauke mengalami peningkatan.
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) M Zulficar Mochtar mengatakan, hingga bulan Juli 2019 jumlah ikan yang didaratkan mencapai 4.205 ton.
“Ikan kuro sebagai tangkapan dominan sebanyak 1.210 ton atau 29 persen dari total ikan yang didaratkan. Umumnya ikan-ikan tersebut tertangkap oleh alat penangkapan ikan berjenis gillnet,” kata Zulficar, Selasa (13/8).
Pada 2018, menurut Zulficar, jumlah ikan yang didaratkan mencapai 13.458 ton senilai Rp 490,6 miliar. Jumlah ini meningkat sebesar 12 persen dibandingkan tahun 2017 yang mencapai 12.000 ton. Nilai produksinya meningkat sebesar 63 persen dari total nilai ikan yang didaratkan pada tahun 2017, yaitu sebesar Rp 300,45 miliar.
“Kita yakin, pada tahun 2019 ini akan didapatkan nominal yang lebih tinggi lagi karena ikan banyak, nelayan tidak mencari ikan tapi menangkap ikan,” ujar Zulficar.
PPN Merauke yang berada di dalam kawasan SKPT memiliki fungsi strategis dalam memberikan pelayanan kepada kapal perikanan Indonesia, khususnya di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNR) 718 meliputi Laut Aru, Arafura, dan Laut Timor bagian Timur.
Komentar tentang post