Darilaut – Tahun 2023 secara keseluruhan tercatat sebagai tahun terpanas kedua setelah 2016.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres meminta para pemimpin untuk “meningkatkan perhatian sekarang demi solusi iklim.
“Planet kita baru saja mengalami musim panas, musim panas terpanas yang pernah tercatat,” kata Sekretaris Jenderal PBB dalam siaran pers Rabu (6/9), sembari memperingatkan “kerusakan iklim telah dimulai”.
Guterres menggambarkan konsekuensi dari kecanduan bahan bakar fosil tidak dapat dielakkan oleh umat manusia.
Krisis iklim memicu semakin banyak cuaca ekstrem di seluruh dunia.
Diperburuk oleh kebakaran hutan dan debu gurun yang dipicu oleh perubahan iklim, gelombang panas yang lebih sering menyebabkan penurunan tajam kualitas udara dan kesehatan manusia, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengatakan dalam laporan terbaru pada hari Rabu (6/9).
Dalam siaran pers tersebut, Sekjen PBB mengeluarkan pernyataan tegas mengenai rekor pemanasan global musim panas di belahan bumi utara, menurut layanan iklim Uni Eropa Copernicus dan WMO.
Bumi baru saja mengalami rekor terpanas pada bulan Agustus – dengan selisih yang besar – dan bulan terpanas kedua setelah bulan Juli ini.
Data menunjukkan jika memperhitungkan bulan Juni, ini mewakili periode tiga bulan terpanas yang pernah ada.
Komentar tentang post