Darilaut – Kahadiran ratusan kapal perikanan China (Tiongkok) di perairan Galapagos memunculkan protes dari berbagai kalangan, terutama di Ekuador. Tahun ini terdapat 260 lebih kapal ikan berada dalam zona perlindungan laut di Galapagos.
Kasus serupa pernah terjadi pada 2017. Sedikitnya ribuan ekor hiu, termasuk jenis hiu martil yang hampir punah, telah ditangkap. Kemudian pada 2018, terdeteksi sebanyak 245 kapal di perairan tersebut.
Kemunculan kapal perikanan China menimbulkan reaksi protes. Melalui Change.org, Veronica Llanes menggalang dukungan agar kapal-kapal perikanan China tidak memasuki perairan Galapagos.
Petisi yang dibuat Veronica pekan lalu tersebut, hingga Sabtu, pukul 05.00 WIB telah didukung sebanyak 228.389.
Kepulauan dan perairan Galapagos merupakan kawasan perlindungan laut terbesar di dunia. Zona yang berada dari daratan Ekuador dan Galapagos ini masuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO.
Perairan ini termasuk kawasan migrasi berbagai jenis spesies laut yang langka, termasuk hiu paus.
Dalam petisi tersebut disebutkan seekor hiu paus bernama Hope tidak lagi mengirimkan sinyal lokasi. Menurut Global Activism, jumlah paus, lumba-lumba, penyu, dan hiu yang terdampar dan mati telah meningkat dalam 48 jam terakhir.
Dilansir Dw.com/es, Direktur Eksekutif Conservation International Ekuador Luis Suárez mengatakan, ini adalah tahun keempat kapal berbendera China berada di perairan Galapagos. Mereka menangkap ikan di daerah yang sangat kaya karena adanya pertemuan arus laut.
Komentar tentang post