Jakarta – Direktur Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Nur Hidayati menyatakan keprihatinan atas rusaknya lebih dari 50 persen mangrove di Indonesia. Padahal, sebagai negara kepulauan, mangrove adalah salah satu ekosistem penting bagi pulau-pulau di Indonesia.
Sehubungan dengan penanaman mangrove di Pulau Pari, Hidayati mengatakan, warga setempat sudah lama memiliki inisiatif melakukan rehabilitasi hutan mangrove di daerahnya yang dulu rusak.
Kegiatan penanaman mangrove kali ini di Pulau Pari berkaitan dengan Hari Mangrove Sedunia yang diperingati setiap 26 Juli. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti hadir dalam penanaman mangrove ini.
Menurut Nur, penanaman mangrove sebagai salah satu upaya pelestarian pesisir yang dilakukan warga Pari bersama WALHI. Selain itu, kepedulian terhadap kerusakan mangrove yang banyak terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
Mangrove, kata Nur, sangat bermanfaat untuk menyaring air, mencegah abrasi dan menahan gelombang. Belum lagi manfaat ekonomi yang dapat dirasakan masyarakat dengan munculnya kepiting dan udang di hutan mangrove. Ketika mangrove rusak dibutuhkan gerakan massal seperti yang dilakukan masyarakat Pulau Pari.
“Ini seharusnya dilindungi pemerintah dan diberikan fasilitasi-fasilitasi, sehingga inisiatif warga makin banyak muncul dan menumbuhkan perbaikan-perbaikan di berbagai tempat,” ujar Nur.
Ketua Koalisi Selamatkan Pulau Pari (KSPP) Sahrul Hidayat mengatakan, upaya pelestarian mangrove telah ditularkan warga Pulau Pari kepada para wisatawan yang datang. Setiap kedatangan wisatawan, selalu tawarkan untuk melihat tanaman mangrove.
“Dengan kunjungan Anda ke Pulau Pari, berarti Anda menanamkan kebaikan buat Pari sekarang dan ke depan,” kata Sahrul.*
Komentar tentang post