Darilaut – Pemulangan sebanyak 157 anak buah kapal (ABK) warga negara Indonesia (WNI), termasuk dua jenazah, melalui Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara, yang pertama kali dilakukan melalui jalur laut.
Terkait pemulangan anak buah kapal (ABK) warga negara Indonesia (WNI) di kapal ikan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) telah dilakukan dua kali pertemuan bilateral Indonesia – RRT tingkat Menteri Luar Negeri. Di antaranya membahas penanganan kasus-kasus ABK WNI di kapal ikan RRT.
“Pemulangan langsung menggunakan jalur laut ini merupakan yang pertama kali dilakukan antara Indonesia dan RRT,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, saat Press Briefing, Selasa (10/11).
Berbagai komunikasi dan pertemuan tindak lanjut pada tingkat teknis telah intensif dilakukan.
“Alhamdulillah, berkat berbagai upaya tersebut, pada tanggal 7 November lalu melalui pemulangan 157 ABK WNI, termasuk dua jenazah, melalui Pelabuhan Bitung di Sulawesi Utara,” ujar Menlu Retno.
Para ABK tersebut bekerja di 12 kapal ikan RRT. Kemudian diantar ke Indonesia menggunakan dua kapal yaitu Long Xin 601 dan Long Xin 610.
Selanjutnya, kata Retno, kita juga kerja samakan pemulangan via jalur udara. Selasa (10/11) telah tiba 13 ABK WNI yang stranded di Senegal.
Pemulangan dari Senegal merupakan tahap terakhir. Proses pemulangan telah dimulai pada tanggal 27 Oktober dan 3 November 2020 yang lalu, masing-masing sebanyak 33 dan 42 ABK.
Sehingga seluruh 88 ABK WNI yang stranded di Senegal telah berhasil dipulangkan semuanya.
Menurut Retno, upaya ini tidak lepas dari diplomasi KBRI Dakar dengan Pemerintah Senegal di tengah pandemi Covid-19, agar mengijinkan para ABK untuk turun kapal dan selanjutnya pulang ke Indonesia melalui jalur udara.
Setelah berbagai tahap pemulangan tersebut, menurut Menlu Retno, kita akan terus mendalami berbagai kasus yang dihadapi para ABK, termasuk pemenuhan hak-hak ketenagakerjaan.
Penegakan hukum akan terus didorong melalui kerja sama mutual legal assistance antara Indonesia dan RRT.
“Saya juga ingin menyampaikan apresiasi atas kerja sama dari Pemerintah Senegal dan juga Pemerintah/ Otoritas RRT,” ujarnya.
Komentar tentang post