Nezar mengatakan regulasi mengenai AI tidak dimaksudkan untuk menghambat inovasi. Namun, sebagai langkah antisipatif atas risiko yang akan mungkin muncul.
Bahkan, kata Nezar, pemerintah berdiskusi dengan UNESCO mengenai pemanfaatan AI terutama dari sisi etika.
“Kita tidak mungkin melawan laju perkembangan teknologi ini. Saya kira seluruh dunia punya concern yang sama dan juga terbelah pendapatnya tentang AI, tetapi yang pasti kita tidak bisa bergerak mundur. Kita pakai teknologi karena bermanfaat,” ujarnya.
Nezar mengimbau industri media untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menggunakan AI.
Menurut Nezar teknologi kecerdasan buatan dapat mengakibatkan pemberitaan berujung disinformasi jika data yang diberikan salah dan tidak disiapkan dengan baik.
“Penggunaan AI juga berpotensi dengan pelanggaran hak cipta. Banyak data-data penulis, gambar, suara yang di-crawl oleh generative AI, sehingga bisa ciptakan sesuatu hasil yang di-crawl. Di sini ada unsur-unsur yang dilanggar dari karya-karya yang diambil oleh AI. Inilah (efek negatif) yang harus kita antisipasi ke depannya,” ujarnya.
Acara IDC 2023 yang digelar AMSI menjadi forum berbagi informasi dan strategi untuk beradaptasi dalam dunia digital, melawan misinformasi, dan memperkuat media untuk mendorong perubahan positif.
Komentar tentang post