Minggu, September 24, 2023
Beri Dukungan
redaksi@darilaut.id
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Bisnis dan Investasi
    • Pemilu & Pemilihan
    • Kesehatan
  • Eksplorasi
  • Kajian
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
    • Orca
    • Hiu Paus
    • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Iklim
  • Advertorial
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Bisnis dan Investasi
    • Pemilu & Pemilihan
    • Kesehatan
  • Eksplorasi
  • Kajian
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
    • Orca
    • Hiu Paus
    • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Iklim
  • Advertorial
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Home Iklim

Penyakit Karena Serangan Gelombang Panas dan Cara Mengatasi

redaksi
9 Agustus 2023
Kategori : Iklim, Kesehatan, Tips & Trip
0
Penyakit Karena Serangan Gelombang Panas dan Cara Mengatasi

Tetap tenang selama gelombang panas sangat penting bagi anak-anak yang lebih sulit mengatur suhu tubuhnya daripada orang dewasa. FOTO: UNPLASH/ANDREW SEAMAN/UN.ORG

Darilaut – Penyakit karena serangan gelombang panas bukan hanya dialami mereka yang sudah lanjut usia.

Kebanyakan anak-anak tidak dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan suhu. Mereka tidak dapat menghilangkan kelebihan panas dari tubuh mereka. Bahkan di musim hujan sekalipin, panas bisa memperparah keadaan anak-anak.

Hal ini dapat menyebabkan gejala dan penyakit seperti suhu tubuh yang lebih tinggi, detak jantung yang cepat, kram, sakit kepala parah, kebingungan, dan kegagalan organ. Selain itu, dehidrasi, pingsan dan koma, pada anak kecil; perkembangan mental yang buruk pada bayi; dan kemunduran perkembangan seperti disfungsi neurologis, dan penyakit kardiovaskular.

Kontraksi dini, hipertensi, kejang, tekanan darah tinggi, kelahiran prematur dan lahir mati merupakan risiko bagi ibu hamil, yang sangat rentan terhadap panas.

Untuk anak kecil, kompres es, kipas angin atau gerimis dengan air dapat membantu menurunkan suhu tubuh mereka, sedangkan perendaman air dingin dapat membantu anak yang lebih besar.

Selama suhu tinggi, UN Children’s Fund (UNICEF) atau Dana Anak-anak PBB mendesak pekerja garis depan, orang tua, keluarga, pengasuh, dan otoritas lokal untuk melindungi anak-anak dalam mengalahkan panas dengan mengambil langkah-langkah sebagai berikut:    

  • Waspadalah  terhadap tekanan panas dan lindungi diri Anda dan anak-anak Anda. Ambil tindakan pencegahan dan kenali tekanan panas dan ketahui tindakan apa yang harus diambil;  
  • Secara mudah mengidentifikasi gejalanya. Kenali gejala berbagai penyakit yang berhubungan dengan panas yang perlu diketahui pengasuh, masyarakat, dan pekerja garis depan;  
  • Segera bertindak untuk melindungi. Pelajari tindakan pertolongan pertama yang perlu dilakukan oleh pengasuh dan pekerja garis depan untuk menyeimbangkan kembali panas tubuh dalam jangka pendek;   
  • Bawa ke fasilitas kesehatan. Pekerja garis depan, keluarga dan pengasuh harus segera mengenali gejala gejala stres panas, terutama tanda-tanda serangan panas, dan membantu membawa orang yang terkena dampak ke fasilitas kesehatan. 

Pada akhirnya, anak-anak, remaja, dan wanita yang paling rentan adalah mereka yang membayar harga tertinggi untuk peristiwa cuaca ekstrem.

“Anak-anak kecil tidak bisa menahan panasnya,” kata Direktur Regional UNICEF untuk Asia Selatan, Sanjay Wijesekera.

“Kecuali kita bertindak sekarang, anak-anak ini akan terus menanggung beban gelombang panas yang lebih sering dan lebih parah di tahun-tahun mendatang, bukan karena kesalahan mereka.”  

Menurut UNICEF gelombang panas dan suhu tinggi mengancam kehidupan muda di Asia Selatan.

Advertisement

Dalam siaran pers Un.org tiga perempat anak-anak di Asia Selatan telah terpapar suhu tinggi yang ekstrem dibandingkan dengan hanya satu dari tiga anak secara global. UNICEF mendesak pihak berwenang untuk berbuat lebih banyak untuk membantu mereka mengatasi panas, pada Senin (7/7).

UNICEF memperkirakan bahwa 76 persen anak-anak di bawah 18 tahun di Asia Selatan — 460 juta — terkena suhu sangat tinggi, di mana 83 hari atau lebih dalam setahun melebihi 35° Celcius.

Sebelumnya, UNICEF melaporkan setengah dari semua anak di Eropa dan Asia Tengah — 92 juta — terkena frekuensi gelombang panas yang tinggi, atau dua kali lipat rata-rata global.

Ini diperkirakan akan meningkat ke semua anak pada tahun 2050, menurut Direktur Regional UNICEF Eropa dan Asia Tengah, Regina De Dominicis.

Dominicis mengatakan negara-negara di sana merasakan panasnya krisis iklim, dan kesehatan serta kesejahteraan anak-anak paling menderita

“Banyaknya implikasi negatif terhadap kesehatan saat ini dan masa depan dari proporsi signifikan anak-anak di kawasan ini harus menjadi katalisator bagi pemerintah untuk segera berinvestasi dalam langkah-langkah mitigasi dan adaptasi,” ujarnya.

Baca Juga

Guterres Mengeluarkan Peringatan Keras Dalam Pertemuan Iklim di New York

Banjir di Libya dan Kawasan Mediterania Diperburuk Perubahan Iklim

Bambu Berperan Penting Dalam Pengendalian Perubahan Iklim

Laporan itu menyebutkan anak-anak sangat rentan terhadap dampak gelombang panas karena suhu inti mereka naik secara signifikan lebih tinggi dan lebih cepat daripada orang dewasa, menempatkan mereka pada risiko penyakit serius termasuk sengatan panas.

Selain itu, gelombang panas juga mempengaruhi pendidikan anak dengan menghambat kemampuan mereka untuk berkonsentrasi dan belajar.

Sementara anak-anak secara unik rentan terhadap dampak gelombang panas, UNICEF mencatat bahwa kebanyakan orang dewasa mengalami panas secara berbeda, sehingga sulit bagi orang tua dan pengasuh untuk mengidentifikasi situasi berbahaya atau gejala penyakit terkait panas pada anak-anak.

Dalam beberapa tahun terakhir, gelombang panas di Eropa dan Asia Tengah menjadi lebih sering tanpa tanda-tanda mereda, dan frekuensinya akan semakin meningkat.

Sekitar 81 persen anak-anak akan mengalami periode gelombang panas yang intens, sementara 28 persen akan menghadapi kondisi gelombang panas yang lebih parah.

Mengalahkan Panas

Untuk melindungi anak-anak, UNICEF menguraikan enam rekomendasi untuk Pemerintah di seluruh Eropa dan Asia Tengah.

Mereka termasuk memasukkan mitigasi dan adaptasi gelombang panas ke dalam komitmen terkait iklim dan kebijakan pengurangan risiko bencana dan manajemen risiko bencana, menjadikan anak-anak sebagai pusat dari semua rencana.

Pemerintah juga harus berinvestasi dalam perawatan kesehatan primer untuk mendukung pencegahan, tindakan dini, diagnosis, dan pengobatan penyakit terkait panas di kalangan anak-anak, termasuk melatih petugas kesehatan komunitas dan guru.

Mereka dapat berinvestasi lebih lanjut dalam sistem peringatan dini iklim nasional, melakukan penilaian lingkungan lokal, dan mendukung prakarsa kesiapsiagaan darurat dan membangun ketahanan.

Tags: Asia SelatanAsia TengahCuaca EkstremEropaGelombang PanasKesehatanSistem Peringatan DiniSuhu PanasUNICEF
BagikanTweetKirimKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan
Dukungan darilaut.id : https://saweria.co/darilautID
Previous Post

Gelombang Panas dan Suhu Tinggi Mengancam Kehidupan Muda

Next Post

Wali Kota Gorontalo: Waspada Cuaca Buruk

Postingan Terkait

Guterres Mengeluarkan Peringatan Keras Dalam Pertemuan Iklim di New York

Guterres Mengeluarkan Peringatan Keras Dalam Pertemuan Iklim di New York

21 September 2023
Banjir di Libya dan Kawasan Mediterania Diperburuk Perubahan Iklim

Banjir di Libya dan Kawasan Mediterania Diperburuk Perubahan Iklim

20 September 2023

Bambu Berperan Penting Dalam Pengendalian Perubahan Iklim

Pemerintah Kota Gorontalo Antisipasi Dampak Kemarau Panjang dan Angin Kencang

Arab Saudi Tuan Rumah Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024

SDGs Belum Sesuai Rencana, Wilayah Perkotaan Rentan Gelombang Panas dan Polusi Udara

SDGs Belum Sesuai Rencana, 2030 Diperkirakan 670 Juta Orang Menghadapi Kelaparan

Emisi Gas Rumah Kaca Harus Segera Dikurangi

Next Post
Wali Kota Gorontalo: Waspada Cuaca Buruk

Wali Kota Gorontalo: Waspada Cuaca Buruk

Komentar tentang post

Dukungan

TERBARU

Cerdas Menangkal Hoaks

200 Personel Brimob dan Tim Mabes Polri Tiba di Pohuwato

Konflik Pohuwato Terbesar Kedua di Teluk Tomini, Setelah Poso

Rektor Universitas Negeri Gorontalo Prihatin Konflik di Pohuwato

Grup Merdeka Menyayangkan Perusakan Fasilitas Proyek Emas Pani di Pohuwato

Soal Kondisi di Pohuwato, Semua Pihak Menahan Diri dan Tidak Memperpanjang Tindakan Kekerasan

Beri Dukungan disini : https://saweria.co/darilautID

REKOMENDASI

157 ABK Indonesia Bekerja di 12 Kapal Ikan China

Penetapan Alur Pelayaran Pelabuhan Namlea dan Tobelo Penting untuk Keselamatan Kapal

Korban Selamat Kapal Fungka Permata V Dapat Perawatan di RSUD Banggai Laut

Indonesia – UN Environment Perkuat Inisiatif Kerja Nyata Atasi Polusi Laut

Jutaan Warga Mengungsi Akibat Bencana Alam di Indonesia

Peredaran Seribu Burung Ilegal Digagalkan di Pelabuhan Tanjung Perak

Tags

BRIN AMSI Jepang teluk tomini Perubahan Iklim JTWC KKP Banjir KLHK BMKG gempabumi Samudra Pasifik LIPI TNI Angkatan Laut Kemenhub Bibit Siklon Tropis sampah plastik Ditjen Perhubungan Laut Basarnas gorontalo Covid-19 Siklon Tropis BNPB BPBD Virus Corona

Kategori

  • Advertorial
  • Berita
  • Biota Eksotis
  • Bisnis dan Investasi
  • Cek Fakta
  • Eksplorasi
  • Hiu Paus
  • Ide & Inovasi
  • Iklim
  • Kajian
  • kategori
  • Kesehatan
  • Konservasi
  • Laporan Khusus
  • Orca
  • Pemilu & Pemilihan
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Travel
  • Video

About

  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Trustworthy News Indicators
Dari Laut

darilaut.id

Menginformasikan berbagai perihal tentang laut, pesisir, ikan, kapal, berita terkini dan lain sebagainya.

redaksi@darilaut.id
+62 851 5636 1747

© 2023 DARILAUT - Berita terbaru dan terkini hari ini - darilaut.id.

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Pemilu & Pemilihan
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Travel
  • Iklim
  • Advertorial

© 2023 DARILAUT - Berita terbaru dan terkini hari ini - darilaut.id.

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.